Selain Wisata Oksigen, Ada Wisata Batu Cangga di Pulau Gili Iyang Sumenep

Bupati Sumenep Achmad Fauzi menikmati udara segar di Wisata Batu Cangga Gili Iyang

SUMENEP, detikkota.com – Selain dikenal sebagai Pulau Oksigen, Pulau Gili Iyang Kecamatan Dungkek, Kabupaten Semenep, Jawa Timur, juga memiliki wahana wisata yang tidak kalah menarik, yakni Wiisata Batu Cangga.

Wisata Batu Cangga terletak di bagian timur pulau ini, tepatnya di Dusun Baniteng, Desa Bancamara.

Banner

Selain eksotik, Wisata Batu Cangga juga dikenal menantang dan menawarkan keindahan laut Madura dengan panorama megah berbentuk bebatuan yang menjulang tinggi.

Tak heran, jika Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, beserta jajarannya turut mempromosikan keindahan tempat wisata Batu Cangga ini.

Dalam video yang beredar di akun tiktok, politisi PDIP itu mengajak masyarakat menikmati keindahan alam Pulau Gili Iyang. “Mari datang ke Sumenep,” tulisnya, pada Jumat (23/3/2023).

Bagi wisatawan yang ingin memacu adrenalin dengan menyusuri lorong bebatuan di Batu Cangga, wisata ini bisa menjadi pilihan di antara ragam wisata lain di Kabupaten Sumenep.

Akses menuju Batu Cangga cukup menantang. Pengunjung disarankan memakai sepatu bersol karet untuk menyusuri jalanan menuju wisata ini, agar tidak cedera saat berjalan menuju tempat wisata itu.

Selain itu, dengan menggunaan sepatu karet, pengunjung bisa nyaman saat melangkah, juga lebih mudah untuk menaklukkan medan terjal ini.

Adrenalin mulai teruji ketika memasuki area kawasan yang terjal dan bertangga bambu curam, hingga suara derit ketika dilewati.

Tetapi rasa lelah akan terbayar jika sudah mencapai tempat tersebut. Bahkan, ketika berdiri di Batu Cangga, wisatawan akan merasakan sensasi deburan ombak yang memecah keheningan.

Sensasi itu makin menyenangkan ketika kita bisa memandang lautan lepas. Deburan ombak itu terasa begitu keras, karena di bawahnya ada tebing curam sedalam 100 meter.

Selain itu, para wisatawan juga akan merasakan terpaan angin kencang dan ombak laut yang menggulung.

Batu Cangga sendiri berbentuk lonjong memanjang sekitar 200 meter, dengan tinggi langit-langit lima meter. Rongganya melengkung seperti ombak yang menggulung.

Pada salah satu sisi lorong langsung menghadap ke laut lepas yang diberi pembatas berupa pagar bambu.

Lorong ini seperti disangga oleh sebuah batu setinggi sekitar 5 meter, dengan diameter sekitar 2 meter, mirip seperti pilar besar pada bangunan gedung.

Diduga lorong tersebut terbentuk akibat adanya abrasi air laut sejak ribuan tahun lampau sehingga menyebabkan munculnya runtuhan tebing.

“Anda rugi jika tidak pernah merasakan sensasi wisata Batu Cangga”, ucap Bupati Fauzi, seraya bikin penasaran.(ali/red)

title="banner"
Banner