Hadiri Seminar, Kabaintelkam: Konflik Papua Harus Diatasi Dengan Pendekatan Humanis

Selasa, 22 Juni 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, detikkota.com – Seminar Suara Anak Bangsa Untuk Papua, Pemerintah Perlu Menggunakan Pendekatan Humanis

Sejumlah mahasiswa dari 4 aliansi mengadakan seminar nasional dengan tajuk suara anak bangsa untuk Papua di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (22/6)

Para mahasiswa yang hadir terdiri dari perwakilan Dewan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagaaman Islam Negeri Se Indonesia (DEMA PTKIN), BEM Nusantara, BEM SI, dan BEM Perguruan Tinggi Muhammadiyah Indonesia (PTMI).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Seminar yang membahas kondisi terkini di tanah Papua itu dibuka oleh keynote speech oleh Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabintelkam) Polri, Komjen Paulus Waterpauw.

Komjen Paulus Waterpauw mengapresiasi acara tersebut dan mengatakan hal ini merupakan bentuk kepedulian anak bangsa terhadap tanah Papua.

“Saya apresiasi karena sebagai anak bangsa itu luar biasa, mereka meluangkan wkatu mereka duduk bersama dan berbicarakan tentang bagaimana menyikapi Papua ini,” kata Komjen Paulus Waterpauw, Selasa (22/6).

Mantan kapolda Papua itu menyebutkan ada beberapa aspek yang oerlu diperhatikan terkait permasalahan di tanah Papua diantaranya latar belakang sejarah, dan sosial kultural.

“Jadi rasa nasionalisme kesatuan itu masih perlu kita dorong terus, ini kesempatan baik dibuat oleh dari organisasi bem mahasiswa,” jelasnya.

Sementara itu Koordinator Presidium Nasional PTMI, Nur Eko Suhardana mengatakan dalam seminar nasional kali ini para peserta yang hadir mencoba mengulas problematika yang terjadi di bumi cendrawasih itu.

Eko menjelaskan permasalahan terjadi di Papua itu tidak hanya terkait permasalah kelompok kriminal bersenjata.

“Kita juga perlu ada pengawasan terkait penyalahgunaan otsus diberbagai daerah. Kita dengar dari teman-teman Papua, otsus ini tidak tepat sasaran sehingga perlu adanya pengawasan dari pemerintah,” jelasnya.

Selain itu, terdapat juga permasalahan rasisme yang dialami mahasiswa diberbagai daerah. Dia menjelaskan apa yang dirasakan oleh mahasiswa Papua, itu juga dirasakan oleh mahasiswa dari daerah lain.

Eko juga menyebutkan masalah Papua masalah kita bersama, masalah anak bangsa indonesia, Bukan masalah kecil, bila salah satu bagian NKRI ini tersakiti, maka itu sama saja tersakitinya seluruh anak bangsa indonesia.

“Kita menegaskan bahwa terkait semua permasalahan Papua, kita sama rasa. Ketika teman-teman kita di papua mendapatkan perlakuan rasisme kita juga merasakan sakitnya,” tegas Eko.

Sementara itu Koordinator Pusat BEM Nusantara Dimas Prayoga menjelaskan pemerintah perlu melakukan oendekatan yang lebih humanis untuk menangani permasalah yang terjadi.

“Dialog terbuka dengan pihak terkait mulai dari otsus, kerusuhan KKB yang melibatkan seluruh elemen masyarakat Papua, sehingga kesepakatan yang juga menjadi solusi bagi Indonesia dan Papua bisa dicapai,” kata Dimas.

Dimas menjelaskan apa yang terjadi di tanah Papua juga dirasakan oleh masyarakat Indonesia yang lainnya lantaran Papua merupakan bagian dari Indonesia.

Dimas meminta negara harus menaruh perhatian penuh bagi kemajuan Papua. Salah satunya pengelolaan Otsus yang Integratif, transparan dgn pendampingan dan pengawasan yang kuat. Evaluasi yang diikuti dengan penegakan hukum yang tegas bagi pelaku penyalahgunaan dana Otsus.

Tak hanya itu, pemerintah juga perlu memberikan perhatian bagi kesejahteraan para pejuang veteran Papua dan keluarganya yang telah berkorban dalam upaya penegakan NKRI.

Dimas juga menegaskan bangsa Indonesia ialah bangsa yang besar dan beranekaragam yang harus diterima oleh setiap orang.

“Keberanekaragaman itu sesuatu hal yang pasti dan harus kita terima dengan penuh pemikiran yang sangat luas bahwa memang Indonesia sudah komitmen diawal Bhineka Tunggal Ika itu dengan landasan 5 sila yang kita anut sebagai ideologi negara,” jelas Dimas.

Para mahasiswa berharap kedepannya diskusi dan seminar serupa bisa terlaksana lagi dengan bantuan kabaintelkam sebagai support system agar pemahaman keberanekaragaman Indonesia tersampaikan.

Berita Terkait

Polres Sumenep Raih Peringkat I Penurunan Angka Laka Lantas Triwulan III 2025
Presiden Prabowo Terima Laporan Mendikdasmen soal Dampak Banjir pada Pendidikan
Sehari Jelang Acara, Pemkab Sampang Batalkan Izin Pendopo untuk Milad Muhammadiyah
Ipuk Teken PKS Pidana Kerja Sosial, Fokus Rehabilitasi Pelaku Tindak Pidana
Kodim 0827/Sumenep Peringati Hari Juang TNI AD ke-80 Tahun 2025
Prestasi Kesehatan Desa, Posyandu ILP 6 SPM Pinggirpapas Juara I Sumenep
Sumenep Sun Run 2025 Ajak Masyarakat Terapkan Gaya Hidup Sehat
Polres Sumenep Razia Tempat Hiburan Malam, Dua Pemuda Terindikasi Konsumsi Obat Terlarang

Berita Terkait

Selasa, 16 Desember 2025 - 15:29 WIB

Polres Sumenep Raih Peringkat I Penurunan Angka Laka Lantas Triwulan III 2025

Selasa, 16 Desember 2025 - 08:57 WIB

Presiden Prabowo Terima Laporan Mendikdasmen soal Dampak Banjir pada Pendidikan

Selasa, 16 Desember 2025 - 08:29 WIB

Sehari Jelang Acara, Pemkab Sampang Batalkan Izin Pendopo untuk Milad Muhammadiyah

Senin, 15 Desember 2025 - 23:45 WIB

Ipuk Teken PKS Pidana Kerja Sosial, Fokus Rehabilitasi Pelaku Tindak Pidana

Senin, 15 Desember 2025 - 08:53 WIB

Kodim 0827/Sumenep Peringati Hari Juang TNI AD ke-80 Tahun 2025

Berita Terbaru

Daerah

Migas Berlimpah, Kemiskinan Masih Mengakar di Sumenep

Selasa, 16 Des 2025 - 19:13 WIB