Ponpes Falahul Makkiyah, Lakukan Bisnis Kue untuk Biayai Santri

Banner

SUMENEP, detikkota.com – Pondok Pesantren Falahul Makkiyah, yang berlokasi di Dusun Pordapor Timur, Desa Payudan Dungdang, Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur membekali santrinya dengan keterampilan membuat kue.

Ponpes peserta program Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Pesantren-One Pesantren One Product (EKO-Tren OPOP) Pemprov Jatim itu telah merintis bisnis tersebut sejak tahun 2021.

Banner

Pengurus Ponpes Falahul Makkiyah, Mahfud menceritakan, bisnis tersebut dirintis ketika adanya keresahan pengasuh pondok pesantren pada alumni dan tetangga sekitar yang tidak memiliki kegiatan. Sehingga muncullah ide untuk membuka lapangan pekerjaan dengan memproduksi aneka kue kering,” tuturnya, Kamis (13/4/2023).

Alasan memilih bisnis produksi kue kering, lanjutnya, karena pengasuh ponpes memiliki kemampuan membuat kue sejak beberapa tahun yang lalu.

“Ide itu semakin kuat setelah Ibu Nyai berkunjung ke saudaranya di Jawa yang juga memiliki produksi kue kering,” imbuhnya.

Mahfud menjelaskan, proses pengolahan kue kering itu diawali dengan mendatangkan bahan-bahan yang dianggap berkualitas kemudian diolah sesuai takaran. Untuk takaran dan cara membuatnya mengikuti standar pembuatan kue yang diajari kerabatnya.

“Bahan-bahan yang kami gunakan berasal dari pemasok, ada beberapa bahan yang diambil dari petani di sekitar ponpes dengan kualitas baik, sesuai yang kami inginkan,” tambahnya.

Saat ini, kata Mahfud, terdapat 8 jenis kue kering yang diproduksi, dan masing-masing varian tersebut memiliki harga yang berbeda antara Rp18 ribu sampai Rp25 ribu.

“Kue yang diproduksi antara lain monde, kue kacang, lidah kucing, dan lain-lain. Harganya bervariasi setiap jenisnya, tergantung jenis dan porsi per toplesnya,” tutur Mahfud.

Soal omzet, Mahfud mangaku masih belum stabil. “Sistem penjualannya kami titipkan pada beberapa toko dan dibantu para santri dan alumi. Mereka memasarkan secara perorangan dari Sumenep hingga Bangkalan. Dalam sebulan dapat sekitar Rp 3 juta,” rincinya.

Mahfud bersyukur bisnis produksi kue kering itu memberikan banyak manfaat bagi ponpesnya. Salah satunya sisa keuntungan bisa digunakan untuk membeli kebutuhan dan keperluan pesantren.

“Pesantren kami menggratiskan makan dan semua kebutuhan santri. Semoga, bisnis yang dijalankan pondok pesantren semakin maju dan berkembang. Terutama menjelang lebaran tahun ini, agar hasilnya bisa membiayai kebutuhan santri,” harapnya.(red)

title="banner"