Ritual Cahe, Tradisi Warga Desa Langsar Saronggi Dimusim Pancaroba dan Musim Panen

Selasa, 7 November 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Warga Desa Langsar, Kec. Saronggi, Kab. Sumenep sedang melaksanakan ritual Cahe di Gua Mandalia.

Warga Desa Langsar, Kec. Saronggi, Kab. Sumenep sedang melaksanakan ritual Cahe di Gua Mandalia.

SUMENEP, detikkota.com – Ada tradisi turun-temurun yang dilakukan oleh warga Desa Langsar, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur setiap musim pancaroba. Warga desa melakukan doa bersama di Gua Mandalia di Dusun Karoko desa setempat.

Warisan nenek moyang itu biasa mereka sebut dengan ritual ‘Cahe’, yakni ritual dengan cara doa bersama di Gua Mandalia.

Ritual ‘Cahe’ atau ‘Barlobaran’ digelar ketika memasuki musim pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke penghujan, sembari jadi tanda segera dimulainya masa tanam jagung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ritual itu tidak hanya diikuti warga Desa Langsar, tetapi juga warga desa lain yang letaknya berdekatan, seperti Desa Kebun Dadap Timur dan Desa Tanjung.

“Cahe ini sebenarnya merupakan ritual yang berisi doa bersama, agar selamat dan hasil panennya nanti bagus,” jelas Fadel Abu Aufa, salah seorang pemerhati budaya Sumenep, Senin (6/11/2023).

Ritual ‘Cahe’ dipimpin oleh sesepuh dan tokoh masyarakat desa setempat. Dengan diiringi musik tradisional khas Sumenep, para sesepuh akan berkeliling gua sambil melantunkan kidung berbahasa Madura kuno atau ‘ngejhung’.

“Yang jelas kidung itu berisi doa dan pengharapan kepada Yang Kuasa, agar dijauhkan dari musibah,” imbuhnya.

Sebelum ritual berlangsung, masyarakat datang membawa makanan dan diletakkan di dalam gua. Ritual ‘Cahe’ dipungkasi dengan makan bersama nasi yang mereka bawa.

“Nanti di akhir acara, setelah dibacakan doa sebagai penutup ritual, makanan yang ditaruh di dalam gua itu akan dimakan beramai-ramai. Ini juga disebut sebagai ‘topak lobar’. Makanya, tradisi ini juga dikenal dengan ‘Barlobaran’,” terang Fadel.

Menurutnya, ritual Cahe digelar 2 kali dalam setahun, yakni pada musim pancaroba dan setelah panen tiba, sebagai bentuk syukur atas panen jagung.

“Kalau yang setelah panen itu biasanya ada sesajen yang dilarungkan ke laut menggunakan perahu,” pungkasnya.

Berita Terkait

Pemkab Sumenep Gelar Haul Raja-Raja se-Madura, Teladani Nilai Perjuangan dan Kebijaksanaan Leluhur
Prosesi Arya Wiraraja Warnai Peringatan Hari Jadi ke-756 Kabupaten Sumenep
Puluhan Pelukis Ikuti Festival Seni Lukis Madura 2025 di Sumenep
Ribuan Penari Siap Meriahkan Gandrung Sewu 2025, Termasuk Diaspora dari Amerika
Haul Akbar K.R. Khotib Paranggan Dihadiri Ribuan Jamaah dan Tokoh Nasional
Motif “Wader Kesit” Jadi Sorotan di Banyuwangi Batik Festival 2025
Tradisi Petik Laut Mayangan Kembali Digelar Meriah, Wali Kota Probolinggo Ajak Warga Lestarikan Budaya Pesisir
Kobaran Semangat dari Canteng Koneng: Menjaga Nyala Batik Sumenep

Berita Terkait

Selasa, 28 Oktober 2025 - 08:46 WIB

Pemkab Sumenep Gelar Haul Raja-Raja se-Madura, Teladani Nilai Perjuangan dan Kebijaksanaan Leluhur

Minggu, 26 Oktober 2025 - 02:51 WIB

Prosesi Arya Wiraraja Warnai Peringatan Hari Jadi ke-756 Kabupaten Sumenep

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 14:21 WIB

Puluhan Pelukis Ikuti Festival Seni Lukis Madura 2025 di Sumenep

Senin, 20 Oktober 2025 - 09:53 WIB

Ribuan Penari Siap Meriahkan Gandrung Sewu 2025, Termasuk Diaspora dari Amerika

Minggu, 19 Oktober 2025 - 20:34 WIB

Haul Akbar K.R. Khotib Paranggan Dihadiri Ribuan Jamaah dan Tokoh Nasional

Berita Terbaru