Warga Pulau Gili Iyang Harus Beli Air Bersih, Berharap Dapat Bantuan Pemerintah

Warga Pulau Gili Iyang Harus Beli Air Bersih, Berharap Dapat Bantuan Pemerintah
Distribusi air bersih kepada warga terdampak kekeringan di Batu Putih beberapa waktu lalu.

SUMENEP, detikkota.com – Warga di Pulau Gili Iyang berharap agar pada puncak musim kemarau mendatang, ada bantuan air bersih untuk warga di Pulau Gili Iyang, Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur.

“Sebenarnya, bukan cuma saat musim kemarau, saat ini kalau ada bantuan kita pasti sangat senang,” kata Ihyak Ulumudin, tokoh masyarakat setempat, Rabu (19/7/2023).

Banner

Untuk mendapatkan air bersih, lanjut Ihyak, warga harus membeli ke warga lainnya yang mempunyai sumur. Harganya Rp 14 ribu per meter kubik. Sebab di Pulau Gili Iyang sangat jarang warga yang memiliki sumur.

“Mau bagaimana lagi, ya kami beli walaupun mahal,” imbuh ketua Pokdarwis itu.

Dia barharap agar bantuan air bersih tidak hanya dibagikan pada wilayah kekeringan yang ada di daratan. Namun juga bisa menyentuh warga kepulauan. Aplagi pulau Gili Iyang merupakan destinasi wisata, sehingga stok air harus mencukupi.

Selama ini, katanya, bantuan air bersih memang jarang sekali menjangkau wilayah kepulauan, karena terkendala transportasi untuk membawa air ke pulauan.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep berkomitmen memberikan pelayanan maksimal terhadap kebutuhan air bersih masyarakat. Khususnya di sejumlah wilayah yang mengalami kekeringan  dengan memberikan pengadaan air bersih.

Sekretaris BPBD Kabupaten Sumenep, H. Abd. Kadir mengakui, ada sejumlah wilayah di Kabupaten Sumenep dalam beberapa waktu terakhir mengalami kering kritis. Sehingga perlu pengiriman air bersih ke wilayah terdampak tersebut.

“Pendistribusian air bersih ke sejumlah wilayah yang mengalami kekeringan tetap kami lakukan, agar bisa membantu mengurangi kesulitan masyarakat,” kata Kadir.

Menurutnya, saat ini ada sebanyak 9 desa di wilayah Kabupaten Sumenep masuk dalam kategori kering kritis, yakni Desa Motorna, Prancak, Basoka, Tengiden, Batuputih Daya, Badur, Batang-batang Daya, Jangkong dan Desa Kombang.

Sementara 42 desa yang tersebar di sejumlah kecamatan di Kabupaten Sumenep yang juga mengalami kekeringan langka. Sedikitnya ada 18 kecamatan dari 27 kecamatan di Kabupaten Sumenep, baik di wilayah daratan maupun kepulauan mengalami kondisi tersebut.

“Status siaga darurat bencana kekeringan di Kabupaten Sumenep berlaku selama 183 hari, terhitung dari 1 Juni sampai 31 November 2023 mendatang,” pungkasnya.

title="banner"
Banner