Fenomena Langka, Gerombolan Laron Serbu Rumah Warga di Musim Kemarau

Gerombolan laron memenuhi lampu salah satu rumah warga di Desa Pangarangan, Kec. Kota Sumenep.

SUMENEP, detikkota.com – Laron biasanya keluar secara berkoloni pada saat awal-awal musim hujan tiba. Tempat yang biasa dituju adalah lampu sebagai sumber penghangat badannya pada malam hari.

Namun, ada fenomena langka dan tak biasa terjadi di 2 rumah warga di Desa Pangarangan, Kecamatan Kota, Kabupaten Semenep. Gerombolan laron tiba-tiba menyerbu beberapa lampu yang menyala.

Salah satu pemilik rumah, Didik Haryanto menceritakan, saat dirinya duduk di teras rumah produksi Batik Tulis Canteng Koneng tiba-tiba melihat gerombolan laron yang mengerubungi lampu di rumah sebelah.

“Padahal, sekarang kan musim panas sekali. Saya heran kenapa tiba-tiba banyak laron yang keluar. Biasanya kan keluar pada musim hujan,” kata Didik, sapaan karibnya, Minggu (22/10/2023) malam.

Didik mengaku heran karena tidak semua lampu rumah di lingkungannya diserbu gerombolan serangga bersayap itu.

“Di rumah saya hanya di bagian belakang. Sampai istri harus memadamkan lampu. Di bagian depan, malah tidak ada. Padahal, ada lima lampu yang nyala,” ucapnya.

Padepokan Rumah Batik Tulis Canteng Koneng yang hanya berjarak beberapa meter tidak diserbu gerbolan laron.

Selain itu, Didik juga heran karena sepanjang pengalamannya tidak pernah melihat laron keluar pada musim panas. Ia selalu keluar pada musim hujan.

“Ini fenomena apa? Kok banyak laron keluar padahal tidak hujan,” pungkasnya penuh tanya.

Untuk diketahui, oaron yang merupakan hewan kecil bersayap dengan nama ilmiah Macrotermes gilvus, seringkali muncul ketika musim hujan dan beterbangan mendekati cahaya.

Disarikan dari berbagai sumber, ternyata serangga bersayap yang keluar saat musim hujan dan mendekati cahaya ini bukanlah laron sembarangan, melainkan laron dengan kasta reproduktif. Sebab tak semua laron berkesempatan untuk bereproduksi.

Laron keluar saat musim penghujan dikarenakan saat itu tanah tengah dalam keadaan basah dan udara yang terasa lembab. Oleh karena itulah laron menghubungi lampu yang menghantarkan hawa panas untuk menghangatkan diri.

Saat musim penghujan pulalah waktunya laron untuk kawin dan berkembang biak. Di musim hujan inilah laron mengambil kesempatan untuk mencari pasangan kawinnya. Namun setelah kawin laron akan melepaskan sayap yang menempel di tubuhnya karena dirasa tak dibutuhkan lagi.

Laron yang tidak mendapat pasangan akan mati karena mereka akan terus aktif di luar sarang sampai sinar matahari muncul di pagi hari.

Sinar matahari kemudian membuat laron kehilangan sebagian besar cairan tubuhnya sehingga tubuh mereka kering dan tidak lagi lembap. Padahal, laron membutuhkan suhu lembap untuk tetap bertahan hidup.

Dilansir dari desasedang.badungkab.go.id, laron kemudian mulai membangun sarang dan menetaskan telur-telur sehingga membentuk koloni baru. Laron sendiri merupakan salah satu tahap perkembangan atau metamorfosis dari rayap, serangga yang hidup berkoloni didalam tanah. Rayap memiliki tiga kasta yaitu kasta reproduktif, kasta prajurit, dan kasta pekerja. Laron merupakan salah satu fase dewasa dari kasta reproduktif. Ia akan menjadi raja dan ratu pada koloni rayap.