JAKARTA, detikkota.com – Politisi tanpa itegritas hanya akan berselera menyenangkan hati para pemberontak pemerintahannya yang kerap membuat gaduh negara dan menginjak-injak harkat dan martabat nilai kemanusiaan.
Sebab bagi orang-orang sepertinya tiada beban apapun jika meninggalkan kebenaran dan keadilan selama kekuasaan masih berada di tangannya, dan pujian demi pujian dari para penjilat terus mengalir tanpa henti memenuhi egonya.
Oh, sungguh betapa membutakan nurani kesadaran kemegahan dunia dan seisinya ini bagi mereka yang tak menyadari bahwa semuanya hanyalah tipuan belaka.
Oh, betapa nampak lezatnya hidangan-hidangan yang dapat disuguhkan oleh kewenangan kekuasaan.
Dalam suasana gagap, cemas hingga diampun para pemuja akan menganggap Sang Tuan sedang memainkan strategi caturnya secara diam-diam, hingga manusia-manusia berkepala ular di luar pagar kekuasaan terus merasuki jantung-jantung kekuasaan dengan pengaruh sihir-sihir duniawinya.
Akankah kelak kita melihat, jutaan orang berbaju penuh abu dan debu meratapi penyesalannya di atas jalan-jalan tol mewah dan di bawah gedung-gedung megah yang sudah hancur berantakan?
Akankah kelak kita melihat, jutaan orang berwajah kusam memeluk anak, istrinya dan berkata sambil menitikkan air matanya:
“Aku menyesal kenapa dahulu tidak mengingatkan dengan serius Sang Tuan untuk tegas dan berani menyikapi mereka manusia-manusia berkepala ular itu, hingga mereka kini membesar dan menghancurkan segalanya atas nama agama.
Kini setelah semuanya hancur berantakan aku baru sadar, bahwa pujian yang terlalu berlebihan pada Sang Tuan dahulu, ternyata hanyalah bentuk pemuasan ego kami yang tak ingin dinilai salah dan bodoh dibanding mereka.
Padahal sesungguhnya yang terjadi, mereka itu para pembenci Sang Tuan, sedangkan kami para pembenci mereka, hingga yang terjadi kita semua sama-sama hidup dalam kebencian, sedangkan Sang Tuan terus bertahta tanpa kontrol yang kuat dari kita sampai malapetaka itu terjadi dan kita semua merasakan akibatnya.”…
Mari Kita Jaga Indonesia Ini
NKRI HARGA MATI