Petani Mulai Resah, Harga Porang di Banyuwangi Turun Drastis

BANYUWANGI, detikkota.com – Tahun ini harga komoditi porang (Amorphophallus Muelleri) di Kabupaten Banyuwangi mengalami penurunan. Tidak tanggung-tanggung, penurunan harga mencapai 50 persen lebih dibandingkan harga porang tahun 2020 lalu.

Giono petani porang asal Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mengatakan di tahun ini harga porang per kilogram hanya 6 ribu rupiah. Padahal di tahun lalu harga perkilonya mampu menembus angka 12 ribu rupiah.
“Tahun lalu itu harga porang masih bertahan di kisaran 12 sampai 13 ribu rupiah. Saat ini malah anjlok hingga harga 5 sampai 6 ribu rupiah per kilogramnya,” jelasnya ke awak media, senin (8/11/2021).

Banner

Giono juga menyebutkan, penurunan harga baru terjadi sejak beberapa bulan lalu. Dugaannya, akibat stok yang berlebih, mengingat selama pandemi ini aktivitas ekspor produk porang juga ikut tersendat. Ditambah lagi, pangsa pasar internasional banyak yang menutup diri. Atau lebih jauh lagi dugaannya ada oknum yang sengaja mempermainkan harga.

“Dengan harga Rp 6 ribu, petani masih bisa mendapat untung meskipun tidak banyak. Asalkan manajerial, standarisasi pengolahan, serta perawatannya bagus,” tambahnya.

Masih kata Giono, kendati demikian petani memiliki trik tersendiri dalam menghadapi anjloknya harga tersebut. Saat harga porang murah, petani sengaja menjeda waktu panen hingga mendapat harga yang sesuai. Kadang petani mencari harga yang pas hingga panen diperlambat. Ia berharap harga porang bisa kembali normal. Dinas Pertanian Kabupaten setempat yang saat ini terkesan loyo, diharapkan juga lebih aktif dalam memberi perhatian kepada para petani porang.

“Sebab meskipun sudah banyak petani porang di Songgon, Dinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi pun sama sekali belum memberikan perhatian. Jadi kami saat ini masih mandiri. Tentunya kami berharap agar dinas pertanian memberi perhatian dan arahan, membantu mencarikan line market agar petani porang juga bisa lebih berkembang,” pungkasnya.

Hal senada juga disampaikan oleh pengepul porang Muhammad Zunaidi yang juga warga Songgon Kabupaten Banyuwangi. Dirinya membenarkan bila tahun ini harga Porang merosot bebas di angka Rp 5 ribu.
“Padahal di tahun 2020 lalu, harga per kilogram bisa mencapai Rp 13 ribu. Baru di awal tahun 2021, harga mulai bergerak turun di angka Rp 8 ribu. Akhir bulan Juli, harganya semakin merosot di angka Rp 5 ribu. Tidak hanya harga umbi, harga katak atau bibit juga turun. Penurunan mungkin bisa jadi akibat pandemi,” tandasnya.

” H.Eko selaku ketua Asosiasi sekaligus Direktur Utama PT Anugerah Porang kaya Indonesia,saat di konfermasi awak media perihal turunnya harga Porang yang sangat signifikan melalui saluran telfon mengatakan.”Hari ini peran Pemerintah harus hadir karena tanpa peran pemerintah dari hilirisasi ini berat,mengapa saya mendirikan PT Anugrah Porang kaya Indonesia juga asosiasi tujuannya biar dari hulu sampai hilir bisa tertata,dan paskah panennya masyarakat terutama petani Porang tidak rugi.”paparnya.”

Karena itu harus ada solusi bijak dari pemerintah terkait gaji perbankan, pakai gaji tunai di permudah,dan harus ada produk turunan dan pemberdayaan terutama Dami Porang,tahu Porang dan lainnya,ini harus ada pruduk turunan biar harga bisa stabil.” Jelasnya.’

Eko menambahkan selaku ketua asosiasi akan terus melakukan edukasi pada petani Porang kalau harganya belum stabil agar menunda panennya,meminta ada pemberdayaan,karena produk ini bisa jadi olahan UMKM,minta trobosan ada pembinaan agar masyarakat berdaya untuk mengolah menjadi produk turunan, sekarang masyarakat bisa mentercip pakai alat manual yang bekerja sama dengan pihak kampus sebab cip itu kan bisa di simpan.kalau harganya sudah stabil bisa di jual kembali.

Masih Eko Peran serta Pemerintah memang kita butuhkan karena ini merupakan produk unggulan nasional,karena di Banyuwangi sendiri mempunyai petani Binaan sebanyak 2000 petani.” Ucap Eko.”

Selaku Asosiasi selain memberikan masukan pada pemerintah kita buat surat tertulis pada kementrian,OJK,bank semua, kita sendiri mempunyai lawyer yang memang untuk menjembatani kepentingan asosiasi,pengusaha Porang petani ,untuk bisa menjadikan Porang salah satu wasilah mereka, untuk menjadi petani yang berdaya dan kaya jadi petani lewat budi daya Porang,dan saya mengharap Banyuwangi menjadi trend Nasional dalam pemberdayaan Porang.Pungkasnya.”(noo)

title="banner"
Banner