SUMENEP, detikkota.com – Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur terus berupaya melalukan perbaikan tata cara tanam kepada petani, agar hasilnya bisa maksimal. Terlebih, musim ini banyak petani padi yang mengeluh karena tanamannya diserang hama.
Kabid Prasarana Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Rina Suryandari menjelaskan, pihaknya akan terus beruapaya mendampingi petani, baik cara membudidaya, serta berkolaborasi dengan petugas Organisme Penyakit Tanaman (OPT) untuk merespon setiap keluhan petani.
“Kami akan bantu secara maksimal apabila ada kendala penyakit dan hama di lapangan, agar hasil penen tanam tahun ini bisa mencapai target yang dinginkan,” jelasnya, Kamis (2/3/2023).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Rina mengimbau agar para petani melaksanakan pola tanam yang baik. Seperti menggunakan benih yang berkualitas dan melakukan pemupukan yang benar. Dengan menerapkan tata cara tanam yang tepat, pihaknya yakin akan ada peningkatan produksi.
Saat ini, lanjutnya, sejumlah peteni di beberapa daerah telah mempraktikkan pola tanam yang dianjurkannya. “Di beberapa kecamatan sudah ada yang menanam 1 hingga 4 kali. Semoga hasil panen tahun ini bisa lebih meningkat,” harapnya.
Sebelumnya, petani padi di Desa Giring, Kecamatan Manding, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur mengeluh. Sebab, tanaman padi di daerahya diserang hama.
Seorang petani Desa Manding, Holib Rahman menceritakan, padi di lahan miliknya saat ini tidak tumbuh seperti biasanya. Selain tinggi batang tidak seperti pada umumnya, daun padi juga berwarna agak kuning. “Batangnya lebih pendek dan daunnya berwarna kuning. Padahal, saat ini sedang berbunga dan keluar malai”, tuturnya, Kamis (2/3/2023).
Holip khawatir, hama yang menyerang tanaman padinya akan berdampak pada hasil panen. Jika itu terjadi, dipastikan akan merugi.
“Fase berbunga adalah masa yang rentan bagi tanaman padi. Jika hama terus menyerangnya, nanti saat panen bulir padi akan hampa”, kata Holip khawartir.
Kondisi seperti itu, lanjut Holip, bukan hanya terjadi musin ini. Tetapi musim-musim sebelumnya petani juga mengalami hal yang sama. “Seingat saya sudah tiga tahun terakhir tanaman padi seperti ini”, imbuhnya. (red)