LUMAJANG, detikkota.com – Pemerintah Kabupaten Lumajang meluncurkan program inovasi Intervensi Nutrisi Tumbuh Kejar Berkelanjutan Atasi Stunting (Ibuk Anting) sebagai upaya menekan prevalensi stunting yang masih tercatat 23,4 persen berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024.
Program ini menghadirkan layanan gizi terpadu mulai dari posyandu, puskesmas, hingga rumah sakit, dengan sistem pendampingan menyeluruh bagi balita yang mengalami masalah gizi.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Lumajang, dr. Rosyidah, menjelaskan bahwa Ibuk Anting tidak hanya berfokus pada pemberian makanan tambahan, melainkan juga pemantauan berkelanjutan untuk memastikan tumbuh kembang anak tetap optimal.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Posyandu menjadi pusat deteksi dini dan pemberian intervensi gizi. Kader posyandu berperan penting dalam mengidentifikasi balita berisiko hingga memastikan mereka mendapat pendampingan sesuai kebutuhan,” ujarnya, Senin (22/9/2025).
Ia menambahkan, sinergi lintas sektor sangat diperlukan, mulai dari perangkat desa, organisasi masyarakat, keluarga, hingga tenaga kesehatan di puskesmas dan rumah sakit. Melalui kolaborasi tersebut, kasus stunting dapat segera ditangani dengan cepat dan tepat.
Pelaksanaan program mencakup deteksi dini di posyandu, pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal, hingga pangan olahan sesuai resep dokter spesialis anak bila tidak ada perbaikan signifikan. Sistem ini diperkuat dengan mekanisme rujukan daring dan luring melalui telekonsultasi antara puskesmas dan rumah sakit.
Selain intervensi medis, program ini juga menekankan edukasi gizi seimbang, ASI eksklusif, serta kebersihan lingkungan dengan melibatkan masyarakat secara aktif. Efek jangka panjangnya diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Lumajang sekaligus mendukung target nasional menurunkan stunting menjadi 14 persen.
Kementerian PANRB sebelumnya juga mengapresiasi Ibuk Anting sebagai salah satu Ruang Inovasi ASN yang menghadirkan layanan responsif bagi kelompok rentan, khususnya balita dengan masalah gizi.
“Anak-anak adalah aset bangsa. Menurunkan stunting bukan hanya mengejar angka, tetapi memastikan setiap anak tumbuh sehat dan produktif,” pungkas dr. Rosyidah.
Penulis : An
Editor : MD







