SUMENEP, detikkota.com – Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep memaparkan 5 upaya untuk menurunkan angka stunting di Kota Keris.
Kepala Dinkes P2KB Kabupaten Sumenep, Agus Mulyono menyatakan, gerakan penurunan stunting merupakan program pemerintah yang perlu digalakkan. Setidaknya ada 5 upaya yang dilakukan, masing-masing komitmen bagus, intervensi bagus, ketersediaan pangan, pemberian suplemen kepada ibu hamil dan monitoring.
“Langkah-langkah itu harus dilakukan dengan bersinergi antar lintas sektor dan dukungan Keluarga Berencana (KB) serta gerakan ibu hamil sehat,” jelasnya, Sabtu (13/5/2023).
Menurutnya, intervensi adalah pemberian pendampingan dan bantuan kepada Ibu hamil, sampai menjalani persalinan.
“Ini dilakukan untuk memberikan pelayanan kepada ibu hamil. Di setiap Puskesmas telah ada pelayanan USG kepada Ibu hamil oleh dokter yang terlatih dan didampingi oleh bidan,” tuturnya.
Disamping pemeriksaan, lanjutnya, harus dilakukan pengecekan HB, KEK (Kurang Energi Kronis) bagi ibu hamil serta pemeriksaan yang lain, seperti tinggi fundus, tensi, timbang, tablet tambah darah.
“Gerakan ibu hamil sehat akan terwujud apabila setiap ibu hamil rutin memeriksakan kehamilannya minimal 6 kali selama kehamilan, yang salah satunya pemeriksaan USG,” imbuh Agus.
Dari hasil pemeriksaan kehamilan dan kondisi ibu yang kurang memenuhi kreteria ibu hamil sehat, maka harus mendapatkan pemberian makanan tambahan, agar ibunya sehat dan bayinya juga sehat sehingga pada saat lahir bayinya tidak stunting.
“Saat ini, ada 27.163 ibu hamil di Kabupaten Sumenep diberi bantuan pangan berupa daging ayam 1 kilogram dan 10 butir telur ayam selama tiga bulan, mulai Mei, Juni dan Juli,” terangnya.
Pendistribusian bantuan bagi ibu hamil itu didistribusikan oleh PT Pos Indonesia dan berkolaborasi dengan berbagai OPD (Kesehatan, Ketahanan pangan, Camat, TP PKK Kecamatan).
“Kami berharap bantuan dari pemerintah ini dapat mencegah anak lahir dalam kondisi stunting,” pungkasnya.