DLH Surabaya Selidiki Fenomena Ikan Mabuk di Banyu Urip dan Kalimas, Diduga Akibat Penurunan Kadar Oksigen

Kamis, 30 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya saat mengambil sampel air di saluran Banyu Urip untuk uji kualitas air.

Petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya saat mengambil sampel air di saluran Banyu Urip untuk uji kualitas air.

SURABAYA, detikkota.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bergerak cepat menindaklanjuti fenomena kemunculan ikan yang tampak mabuk atau stres di saluran Banyu Urip dan Sungai Kalimas beberapa hari terakhir.

Kepala DLH Kota Surabaya Dedik Irianto mengatakan, tim Penegakan Hukum Lingkungan Hidup (PPKLH) telah melakukan pengukuran sejumlah parameter kualitas air, meliputi Dissolved Oxygen (DO), pH, Total Dissolved Solids (TDS), dan suhu.

“Kuat dugaan penyebab fenomena ikan mabuk ini adalah penurunan drastis kadar oksigen terlarut (DO) di air sungai,” ujar Dedik, Rabu (29/10/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hasil pemeriksaan menunjukkan kadar DO hanya berada di angka 1,5 mg/L, jauh di bawah standar ideal air sungai yang seharusnya mencapai 3 mg/L. Kondisi tersebut diperkirakan mengganggu keseimbangan ekosistem perairan, terutama saat terjadi peralihan musim.

“Kami sudah melakukan uji laboratorium dan hasilnya menunjukkan kadar DO yang sangat rendah,” tambah Dedik.

DLH Surabaya memastikan akan terus melakukan pemantauan berkala terhadap kualitas air sungai, sekaligus menyiapkan langkah mitigasi lanjutan untuk mencegah kejadian serupa. Dedik juga mengimbau masyarakat untuk turut menjaga kebersihan sungai dengan tidak membuang sampah atau limbah ke aliran air.

“Kebersihan sungai adalah tanggung jawab bersama. Kami berharap masyarakat ikut menjaga ekosistem agar tetap sehat,” tegasnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Harmin Sulistiyaning Titah, dosen Departemen Teknik Lingkungan ITS Surabaya, menjelaskan fenomena tersebut kemungkinan besar dipicu oleh penurunan kadar oksigen akibat pencemar organik yang terangkat saat musim hujan.

“Selama kemarau, polutan organik mengendap di dasar sungai. Ketika hujan tiba, endapan itu terangkat dan menurunkan kadar oksigen, menyebabkan ikan kekurangan oksigen dan naik ke permukaan,” jelas Prof. Harmin.

DLH Surabaya berkomitmen terus mengawal kondisi kualitas air di seluruh sungai kota untuk menjaga kelestarian lingkungan dan keseimbangan ekosistem perairan.

Penulis : Sur

Editor : Sur

Berita Terkait

Kodim 0827/Sumenep Peringati Hari Juang TNI AD ke-80 Tahun 2025
Prestasi Kesehatan Desa, Posyandu ILP 6 SPM Pinggirpapas Juara I Sumenep
Sumenep Sun Run 2025 Ajak Masyarakat Terapkan Gaya Hidup Sehat
Polres Sumenep Razia Tempat Hiburan Malam, Dua Pemuda Terindikasi Konsumsi Obat Terlarang
Harga Kebutuhan Pokok di Surabaya Stabil, Pemkot Pastikan Stok Aman Jelang Nataru
Fatayat NU Sumenep Resmikan Malate Center, Tiga Lembaga Sepakat Perkuat Advokasi Kekerasan Perempuan dan Anak
HAKORDIA 2025: Polres Sumenep Dinobatkan sebagai Resor Terbaik Tangani Tipikor
Sat Reskrim Polres Sumenep Gelar Bakti Sosial di HUT ke-78, Wujud Kepedulian untuk Masyarakat

Berita Terkait

Minggu, 14 Desember 2025 - 11:11 WIB

Prestasi Kesehatan Desa, Posyandu ILP 6 SPM Pinggirpapas Juara I Sumenep

Minggu, 14 Desember 2025 - 09:35 WIB

Sumenep Sun Run 2025 Ajak Masyarakat Terapkan Gaya Hidup Sehat

Sabtu, 13 Desember 2025 - 10:13 WIB

Polres Sumenep Razia Tempat Hiburan Malam, Dua Pemuda Terindikasi Konsumsi Obat Terlarang

Jumat, 12 Desember 2025 - 11:36 WIB

Harga Kebutuhan Pokok di Surabaya Stabil, Pemkot Pastikan Stok Aman Jelang Nataru

Kamis, 11 Desember 2025 - 19:22 WIB

Fatayat NU Sumenep Resmikan Malate Center, Tiga Lembaga Sepakat Perkuat Advokasi Kekerasan Perempuan dan Anak

Berita Terbaru