MALANG, detikkota.com – Sebanyak 251 calon wisudawan dan wisudawati mengikuti Yudisium periode IV & V tahun 2023 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (9/8/2023). Mereka tampak bahagia dan siap menerima gelar Sarjana Pendidikan.
Yudisium kali ini mengangkat tema ‘Peningkatan Profesionalisme Guru di Era Digital Menuju Generasi Emas Indonesia’. Tentunya guru sebagai pion terpenting dalam mencetak generasi emas Indonesia haruslah memiliki kompetensi dalam penguasaan digital.
Dekan FKIP UMM, Dr. Trisakti Handayani, M.M. dalam sambutannya mengatakan bahwa, lulusan FKIP UMM haruslah adaptif dengan tetap berpegang pada dasar agama. Dasar itu dia kutip dari perkataan Ali Bin Thalib r.a yang mengatakan ‘Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu’.
Selain itu, Dekan FKIP UMM menambahkan kata bijak dari tokoh dunia Albert Einstein ‘Science without religion is lame, religion without science is blind’.
“Kalian harus mampu menorehkan nilai-nilai Islam dan ke-Muhammadiyahan dalam mentransformasikan keilmuan sebagai bekal untuk mengubah dunia ke depannya”, pesan Ibu Trisakti, demikian dia biasa dipanggil.
Doktor Trisakti juga mendorong alumni FKIP UMM yang hidup di era digital diharuskan menggunakan teknologi, tentu dengan harus tetap menjunjung tinggi etika serta kepribadian Indonesia. Mereka harus dapat menjadi model bagi generasi muda dan tidak hanya sebagai penonton saja, namun dapat menjadi pemain yang bereksistensi baik di negeri sendiri maupun dunia.
“Pegang erat dan syiarkan nilai-nilai yang telah kalian dapatkan dari ‘Kampus Putih’ tercinta ini, kapanpun dan dimanapun kalian berada”, tandasnya.
Trisakti menutup sambutannya dengan mendorong lulusan FKIP UMM untuk mengambil beasiswa LPDP dalam Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan Angkatan 2 Tahun 2023. Dia menegaskan bahwa, selama 1 tahun menempuh pendidikan PPG nantinya akan dibiayai oleh LPDP. Pemerintah telah menyediakan 59.000 porsi beasiswa untuk para fresh graduate yang berkomitmen untuk menjalani Pendidikan Profesi Guru.
Menariknya, Yudisium kali ini menghadirkan H. Ibnu Hajar, M.Pd., alumni Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) UMM, yang berprofesi sebagai praktisi pendidikan dan saat ini menjadi sastrawan/budayawan nasional.
Ibnu, demikian sapaan akrabnya, menyampaikan orasi ilmiah dengan tema ‘Membaca Profesionalsime Guru’. Mengawali orasinya, Ibnu menyampaikan analogi yang menarik; ‘tidak mungkin tongkat yang bengkok melahirkan bayangan yang lurus’. “Artinya, untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang hebat, tentulah lahir dari guru-guru yang hebat dan professional,” jelasnya.
Seorang guru, kata Ibnu Hajar, harus dapat mengintegrasikan kecakapan pedagogik dan profesional dengan teknologi dalam pendidikan. Keterampilan dalam memanfaatkan teknologi di dalam pembelajaran harus dibarengi dengan kecerdasan, kearifan, dan kecermatan yang tinggi. Hal ini menjadi dasar dalam melahirkan manusia Indonesia yang berperadaban unggul yang tidak hanya kreatif dan inovatif, namun juga memiliki kemampuan sosial yang baik dan berkarakter kuat.
Ibnu Hajar menegaskan, saat ini merupakan ‘era skill’, pinjam bahasa Rocky Gerung yang mengatakan bahwa, ijazah hannya sebagai simbol bahwa orang itu pernah sekolah. Tanpa menafikan jurusan lain, persoalannya adalah, bahwa jurusan PPKn itu multidimensi kehidupan atau ladangnya kehidupan.
“Saya harapkan adik-adik yang memiliki prestasi non-akademik dijadikan dasar dan dikembangkan, tidak hanya berupa rangka saja,” pinta Ibnu, yang juga penulis sejumlah buku.
Mengakhiri orasinya, Ibnu bersajak; “UnMuh Malang, ketika Tuhan saja tersenyum menciptakanmu. Aku bisa apa selain jatuh cinta,” pungkas Ibnu dengan senyum kecintaan pada Kampus Putih itu.
Hal menarik lainnya, Yudisium kali ini diwarnai dengan berbagai macam prestasi para calon wisudawan dan wisudawati, baik prestasi akademik maupun non-akademik. Salah satu prestasi akademik yang membanggakan ditorehkan oleh Arlinda Dewi Arini, mahasiswa PPKn angkatan 2019. Dia dinobatkan sebagai lulusan terbaik tingkat Program Studi pada Yudisium periode V dengan IPK 3,98, dan sekaligus dipilih sebagai Ketua Ikatan pengurus alumni ‘Saka Widya’ FKIP UMM Tahun 2023.
“Tentunya bangga dengan pencapaian selama 4 tahun berkuliah di UMM ini, saya tidak menyangka kalau saya yang terbaik,” kata Arlinda, terharu.
Arlinda menyampaikan kesan selama berkuliah di Prodi PPKn UMM. Menurutnya, Prodi PPKn sangat mendukung mahasiswanya untuk berprestasi, seperti adanya twinning program.
“Prodi PPKn UMM juga memiliki mahasiswa berprestasi, ada yang lolos mengikuti Kampus Mengajar, ada 2 mahasiswa yang mengikuti KKN Internasional. Di Prodi PPKn juga ada kegiatan organisasi, seperti Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) yang memiliki program kerja yang sangat bagus dan maju,” pungkasnya.