SURABAYA, detikkota.com — Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus menunjukkan komitmennya dalam mentransformasi ekonomi kerakyatan melalui pendekatan berbasis digital. Hal ini tercermin dalam gelaran Inovasi Suroboyo (Inovboyo) 2025 kategori perdagangan, di mana enam inovasi berhasil lolos seleksi dari total 324 usulan yang diajukan oleh berbagai elemen perangkat daerah, DPRD, RSUD, kecamatan, dan kelurahan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajat menyampaikan bahwa Inovboyo merupakan ajang inovasi prestisius yang diselenggarakan secara tahunan oleh Pemkot. Program ini bertujuan mendorong partisipasi aktif masyarakat dan internal pemerintahan dalam pembangunan kota, termasuk di sektor perdagangan.
“Sektor perdagangan menjadi pilar penting yang diperkuat, dari pelaku mikro hingga investor besar. Berbagai inovasi dikembangkan guna menciptakan ekosistem bisnis yang inklusif dan berkelanjutan,” jelas Irvan, Jumat (25/07/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menyebutkan, digitalisasi menjadi inti dari transformasi sektor perdagangan saat ini. Salah satu inovasi unggulan adalah PESONA BUAYA (Pendampingan Sinergi dan Sosialisasi Perizinan Berusaha untuk UMK Surabaya), yang bertujuan mempercepat perizinan usaha sekaligus meningkatkan kesadaran regulatif bagi pelaku usaha kecil.
Inovasi lainnya, yakni SIMPEL MANIS (Sistem Informasi Pelaporan Mandiri dan Terintegrasi), memungkinkan pengawasan perdagangan dilakukan secara proaktif. Sistem ini meningkatkan jangkauan pengawasan pelaku usaha dari 49,47 persen menjadi mendekati 100 persen, dengan data UMKM yang terintegrasi dan mudah dipantau.
Upaya menciptakan perdagangan yang adil juga diwujudkan melalui program Rumah TERA, yang memastikan keakuratan alat ukur dalam transaksi perdagangan. Inisiatif ini diklaim mampu meningkatkan kepercayaan konsumen dan menjaga transparansi.
Tak hanya itu, Pemkot Surabaya juga menghadirkan SI TERASI (Transparansi Penyelesaian Sengketa), sebuah platform digital untuk mediasi dan penyelesaian sengketa dagang tanpa perlu melalui proses hukum yang panjang.
Di tingkat kecamatan, inovasi ekonomi kerakyatan turut digerakkan melalui wisata edukasi dan ketahanan pangan. Seperti program Wisata Edukasi Kosagra Lestari di Kecamatan Rungkut, serta budidaya ikan lele dan nila di Kecamatan Rungkut dan Simokerto sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Surabaya tidak hanya berubah, tetapi berevolusi. Dengan inovasi digital yang terintegrasi, kita telah melihat dampak positif terhadap ribuan pelaku usaha. Masa depan ekonomi kerakyatan adalah digital, inklusif, dan berkelanjutan,” pungkas Irvan.