SUMENEP, detikkota.com – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, akan memberikan seragam gratis kepada siswa sekolah dasar (SD).
Terobosan baru, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang dipimpin Agus Dwi Saputra itu, merupakan salah satu cara meningkatkan kualitas pendidikan dengan memenuhi sarana dan prasarana (sarpras).
Kepala Disdik Sumenep Agus Dwi Saputra mengatakan, pemberian seragam gratis itu merupakan wujud kepedulian Bupati Achmad Fauzi. Jadi, seragam gratis itu tidak hanya untuk siswa dibawah naungan Disdik, tetapi juga di lingkungan Kemenag.
“Pada 2022 ini ada pemberian seragam gratis kepada siswa SD, baik di lingkungan Disdik maupun Kemenag,” kata Agus, Rabu (18/5) kemarin.
Menurutnya, Bupati Achmad Fauzi sangat serius memperhatikan pendidikan. Sebab itu, dia menggagas pemberian seragam gratis melalui Disdik. Juga berniat meringankan beban orang tua siswa.
Hal ini juga merupakan kabar gembira, karena seragam itu akan diberikan kepada 12 ribu hingga 15 ribu siswa sekabupaten. Siswa di daratan dan kepulauan akan dapat bagian.
“Ini bentuk kepedulian Pak Bupati dalam dunia pendidikan sekaligus bentuk kehadiran pemerintah,” jelasnya.
Agus menyampaikan, dalam pemberian seragam gratis kepada peserta didik, Bupati ingin ada pemberdayaan kepada penjahit lokal. Dia mau menumbuhkan ekonomi masyarakat Sumenep.
“Saya bisa saja pakai pabrikan, tapi Pak Bupati ingin ada pemberdayaan. Kita rencanakan pakai penjahit lokal,” tuturnya.
Selain pemberian seragam gratis, pihaknya akan terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Salah satunya pendidikan agama. Untuk itu, tahun ini wajib madrasah diniyah (madin) tingkat SD akan lebih luas.
“Kalau dulu hanya 19 kecamatan, sekarang tersebar 27 kecamatan,” sebut Mantan Kadisperindag Sumenep itu.
Penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2022/2023 diberlakukan secara online, merupakan nal lain yang akan digagas Disdik Sumenep. Prioritas adalah lembaga pendidikan wilayah kota dan pinggiran kota. Teknisnya, nanti akan bekerjasama dengan diskominfo.
“Kalau dulu kan ada pilihan bisa offline bisa online. Tapi, tahun ini khusus wilayah kota dan pinggiran kota, harus online. Supaya transparan, tidak ada titip-titipan,” tandasnya. (Red)