SUMENEP, detikkota.com – Sejumlah pemuda yang mengatasnamakan Gerakan Pemuda Timur Daya (Gardaraya) melakukan aksi bisu di depan Kantor DPRD Sumenep, Jawa Timur, Selasa (19/12/2023).
Dalam aksinya, mereka membentangkan beberapa karton bertulis “DPRD Jangan Bungkam”, “DPRD Harus Segera Membentuk Pansus”, serta tulisan lain yang meminta wakil rakyat itu segera mengusut dugaan malapraktik di Puskesma Batang-Batang dan mengakibatkan seorang bayi usia 7 hari meninggal.
Selain itu, sebagian dari mereka memainkan aksi teaterikal dengan melukai kaki temannya memakai jarum suntik. Akibat, yang bersangkutan susah berjalan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami ke sini sengaja melakukan aksi bisu, sebagai bentuk protes karena DPRD telah diam dengan kasus yang terjadi di Kecamatan Batang-Batang,” kata Abdul Halim, orator aksi.
Pihaknya telah beberapa kali melakukan aksi ke eksekutif namun belum ada respons sehingga sudah waktunya wakil rakyat turun tangan.
“Kami tidak butuh tanggapan orasi dari wakil rakyat, hanya butuh langkah kongkrit,” pintanya.
Usai melakukan aksi bisu dan teatrikal, mereka membubarkan diri dengan tertib.
Terpisah, Ketua komisi IV DPRD Kabupaten Sumenep, Akis jazuli mengatakan akan menfasilitasi pertemuan pihak keluarga bayi dengan eksekutif agar maslahnya bisa segera clear.
“Kita akan panggil Dinas Kesehatan dan Puskesmas Batang-Batang agar semua masalah bisa jelas,” pungakasnya.
Diberitakan sebelumnya, k<span;>eluarga bayi yang baru lahir di Pusat kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur menyesalkan kejadian yang nemimpanya.
Kekecewaan itu berawal saat Rumnaini, warga Dusun Mojung, Desa Tamidung mendapat pelayanan saat melahirkan secara normal di Puskesmas Batang-Batang pada Selasa (14/11/2023) malam.
Dalam proses persalinan, anak kedua pasangan Azis dan Rumnaini itu lahir dengan selamat. Keesokan harinya, Rabu (15/11/2023) sekitar pukul 09.00 ibu dan anak diperbolehkan pulang dan diminta kembali ke Puskesmas Batang-Batang pada Sabtu, 3 hari kemudian untuk dilakukan cek laboratorium.
Ayah bayi, Azis menceritakan sesuai petunjuk petugas dia membawa bayi beserta ibu ke Puskesmas Batang-Batang pada hari yang ditentukan.
“Di sana (Puskesmas Batang-Batang) petugas mengambil sampel darah di bagian tumit dengan alasan untuk mengecek kestabilan tubuh bayi,” jelasnya, Selasa (21/11/2023).
Usai pengambilan darah, lanjutnya, petugas Puskesmas memperbolehkan orang tua dan bayi pulang sebab keduanya sehat dan tidak ada gejala apapun.
Namun malam Minggu hingga malam Selasa kata Azis, tubuh anaknya mengalami demam dan drop. Dia berinisiatif membawa kembali bayinya ke Puskesmas Batang-Batang.
“Di sana, petugas Puskesmas Batang-Batang mengaku tidak mampu dan menyarankan untuk rujuk ke Rumah Sakit Islam (RSI) Kalianget,” sebut Azis.
Namun setibanya di RSI Kalianget, lanjutnya, dia mengalami hal yang sama. Petugas juga menyampaikan bayi itu harus dirujuk ke salah satu Rumah Sakit di Sampang.
“Di tengah perjalanan, tepatnya di Kabupaten Pamekasan, nyawa anak saya sudah tidak tertolong,” ucap Azis penuh duka.