SUMENEP, detikkota.com – Warga Pulau Giliraja, Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur mendesak pemerintah daerah dan PT. PLN menyalakan PLTD 24 jam di wilayahnya.
Desakan itu tertuang dalam pernyataan tertulis berjudul Aspirasi Masyarakat Giliraja, tertanggal 23 April 2023 yang ditandatangani oleh tokoh agama, 4 kepala desa se-Pulau Giliraja, tokoh masyarakat, pemuda, santri, pengusaha, pelaku UMKM, pimpinan Ormas dan lembaga pendidikan.
Koordinator Gerakan Aspirasi Masyarakat Pulau Giliraja, Badrus Salam menyatakan bahwa, pihaknya telah mendatangi seluruh pihak yang disebut di atas. “Semua pihak berkeinginan sama, listrik di Giliraja harus menyala 24 jam. Sementara saat ini hanya nyala dari pukul 17.00 WIB sampai pukul 24.00 WIB,” ungkapnya, Jumat (28/4/2023).
Keinginan itu, lanjut Badrus, sudah sering disampaikan, namun belum mendapat perhatian serius. Saat ini, masyarakat berinisiatif menyampaikan desakan secara tertulis.
“Tokoh agama dan empat kades di Giliraja serta semua pihak sudah menandatangani desakan aspirasi tertulis soal keinginan listrik nyala 24 jam,” paparnya.
Dokumen tertulis ini, lanjutnya, akan menjadi bahan bagi masyarakat untuk mendesak Pemkab Sumenep dan PT. PLN Pamekasan menyalakan PLTD selama 24 jam.
“Kami akan segera berkirim surat ke Pemkab dan PT. PLN, dan kami akan segera menyampaikan aspirasi ini ke pihak berwenang secara langsung, dalam hal ini Pemkab dan juga ke PLN,” imbuhnya.
Pemkab Sumenep atau PLN harus memberikan penjelasan secara perinci terkait apa kendala yang dihadapi PLTD untuk menyala selama 24 jam.
“Solusi ini mari kita cari bersama, dan kalau misal ini terganjal uji coba mesin, perlu bertahap untuk nyala dari 7 jam ke 12 jam dan ke 24 jam, apakah bisa dipastikan kapan uji coba ini selesai dan keinginan kami terkabulkan,” terangnya.
Jika ada kendala lain, kata Babad, masyarakat akan mendorong lahirnya solusi lain pula kepada pihak lain yang terkait.
“Misalnya terganjal biaya bahan bakar, mari kita diskusikan sampai menemukan jalan keluar, dalam hal ini kita akan meminta tanggung jawab Pemkab Sumenep,” tegasnya.
Dia berharap, keinginan masyarakat Giliraja itu bisa mendapatkan perhatian oleh Pemkab Sumenep dan PT. PLN Pamekasan sebagai penanggung jawab PLTD di Giliraja.
Manajer PLN UP3 Pamekasan, Feri Asmoro Hermanto mengatakan bahwa, PLN tidak lagi menginvestasikan mesin PLTD. Arahan pemerintah dan BUMN, PLTD akan diganti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
“PLTS adalah program energi terbarukan, dan kami memprioritaskan pulau-pulau yang belum sama sekali teraliri listrik PLN,” terangnya.
“Dari 46 pulau, PLN baru masuk ke-23 pulau, dan masih ada 23 pulau lain yang belum merasakan layanan listrik,” tandasnya.