MALANG BATU, detikota.com – Musim kemarau tidak nentu, petani asal Sumberejo, Kec. Batu, kota Batu, kehilangan penghasilan biasanya. (28/06/senin)
Minggu-minggu akhir ini, daerah Batu dan sekitarnya masih diguyur hujan yang semestinya bulan juni itu sudah musim kemarau. Hal itu tentunya merugikan petani pangan khususnya di daerah Batu.
“Bulan 6 biasanya sudah musim kemarau dan sekarang masih hujan. sepertinya, sekarang tidak ada musim kemarau dan itu merugikan bagi petani,” ujar Mulyo selaku petani desa Sumberejo.
Dia menjelaskan harga normal jahe di musim kemarau sekitar dua puluh lima ribu perkilo dan berbanding terbalik dengan harga di musim hujan yang berkisar delapan ribu.
Sebab murahnya harga tersebut dikarenakan air hujan yang mengurangi kualitas pangan. Misal, Jahe yang besar tentunya akan menurunkan kualitas dan itu terjadi di musim hujan.
” ya kalau di musim hujan tentunya jahenya besar, tetapi justru mengurangi kualitas tersebut. Artinya, jahenya murah kalau dijual. Kalau jahe yang besar rasa pedasnya kurang,” ujarnya
Hal tersebut sedikit bisa diatasi dengan mengambil pangan sebelum terkena hujan. Oleh tetapi tidak memungkinkan bagi rumahnya yang jauh dari sawahnya.
“Ya, bisa diambil sebelum hujan kalau jahe, tetapi tidak memungkinkan bagi semua petani karena kadang rumahnya jauh dari ladangnya dan itupun kalau jahenya udah siap dipanen,” ujarnya.
Dengan pemasukan minim, Mulyo mengambil bibit jahe seadanya tanpa harus membeli karena pemasukan dan pengeluaran tidak sesuai.
“Ya, kita ambil yang ada karena tidak cukup uangnya untuk beli,” ujarnya. (Zk)