Pemkab Sumenep Sukses Capai Deflasi dan Turunkan Inflasi dengan 2 Cara Ini

Rabu, 5 Juli 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bupati Sumenep, Achmad Fauzi.

Bupati Sumenep, Achmad Fauzi.

SEMENEP, detikkota.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep berhasil menekan membuat harga komoditas stabil, bahkan cenderung turun.

Hasilnya, kabupaten paling timur di Pulau Madura mengalami deflasi terdalam se-Indonesia pada periode Juni 2023.

Data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang Juni 2023 ada 12 kota di Indonesia yang mengalami deflasi. Kabupaten Sumenep mengalami deflasi paling dalam, sebesar 0,42%

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Deflasi adalah kondisi harga komoditas secara umum, terutama kebutuhan pokok, mengalami penurunan. Deflasi juga membuat nilai uang bertambah.

Bupati Sumenep, Achmad Fauzi menjelaskan, ada 2 cara yang dilakukan untuk menyetabilkan harga komoditas. Pertama, secara rutin mengecek harga kebutuhan barang pokok.

“Dua kali dalam seminggu, tim selalu mengecek harga ke pasar. Ini untuk menanyakan kenapa ada barang yang mahal. Di situ kita carikan solusinya,” kata Bupati Fauzi, Rabu (5/7/2023).

Cara kedua, lanjutnya, Pemkab Sumenep sering melakukan operasi pasar untuk menekan harga ketika ada komoditas yang harganya cenderung tinggi.

“Tim juga kerap melakukan operasi pasar untuk menekan harga barang yang tinggi,” imbuhnya.

Selain membuat deflasi terdalam se-Indonesia, kata Bupati Fauzi, strategi itu juga berhasil menurunkan inflasi.

Kepala BPS Kabupaten Sumenep, Ribut Hadi Candra menyebut bahwa inflasi di Sumenep pada periode Juni 2023 mengalami penurunan.

“Mei lalu angka inflasi di Sumenep mencapai 5,44 persen. Juni angkanya turun, menjadi 4,53 persen,” tutur Ribut Hadi Candra.

Mengenai deflasi, kata Candra, capaian Sumenep yang mencatatkan 0,42% merupakan yang terdalam se-Indonesia, di bawah inflasi nasional sebesar 0,14% dan Jawa Timur 0,10%

Deflasi tersebut didorong oleh penurunan harga komoditas makanan seperti tongkol yang diawetkan, ayam hidup, bayam, bawang merah, beras, udang basah, dan sawi hijau.

“Dari data tersebut menunjukkan bahwa faktor-faktor tertentu memengaruhi pergerakan harga di Sumenep, akhirnya berdampak pada deflasi pada periode Juni 2023,” pungkasnya.

Berita Terkait

Presiden Prabowo Bahas Percepatan Program PLTS Satu Desa Satu Megawatt Bersama Menteri ESDM
Hari Pertama Anniversary ke-5 MIO Indonesia Tekankan Integritas dan Kepemimpinan Jurnalistik
PWI Sumenep Resmi Dilantik, Fokus Perkuat Profesionalisme Pers
Bea Cukai dan Pemkab Sumenep Musnahkan 28 Ribu Batang Rokok Ilegal
Banyuwangi Raih TPID Terbaik Jawa Timur Berkat Inovasi Produktivitas Off Farm 2025
Pemerintah Kabupaten Sumenep Beri Penghargaan kepada Seniman Lokal pada Apresiasi Seniman 2025
DPD RI Kunjungi Pemkot Surabaya, Bahas Evaluasi UU No. 3/2014 tentang Perindustrian
Bupati Bangkalan Tinjau Rumah Daur Ulang, Tegaskan Pengolahan Sampah Kini Berjalan Optimal

Berita Terkait

Kamis, 27 November 2025 - 09:26 WIB

Presiden Prabowo Bahas Percepatan Program PLTS Satu Desa Satu Megawatt Bersama Menteri ESDM

Kamis, 27 November 2025 - 01:14 WIB

Hari Pertama Anniversary ke-5 MIO Indonesia Tekankan Integritas dan Kepemimpinan Jurnalistik

Rabu, 26 November 2025 - 11:10 WIB

PWI Sumenep Resmi Dilantik, Fokus Perkuat Profesionalisme Pers

Rabu, 26 November 2025 - 11:03 WIB

Bea Cukai dan Pemkab Sumenep Musnahkan 28 Ribu Batang Rokok Ilegal

Selasa, 25 November 2025 - 23:04 WIB

Banyuwangi Raih TPID Terbaik Jawa Timur Berkat Inovasi Produktivitas Off Farm 2025

Berita Terbaru