SUMENEP, detikkota.com – Petani Milenial Sumenep menggelar audiensi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) di ruang rapat instansi terkait, Senin (03/06/2024) kemarin.
Audiensi ini dalam rangka menyamakan persepsi soal keterlibatan anak muda dalam sektor pertanian. Mengingat anak muda Kabupatan Sumenep sudah mulai enggan untuk bertani dan merawat tanahnya di Sumenep.
Kedatangan mereka disambut baik oleh Kepala DKPP Sumenep Chainur Rasyid yang hadir bersama Sekretaris dan beberapa jajarannya.
Pada kesempatan itu, Ketua Petani Milenial M. Ridwan menyampaikan bahwa salah satu tantangan utama adalah kelangkaan pupuk yang berdampak pada produktivitas tanaman dan meningkatnya biaya produksi.
“Kelangkaan pupuk ini sangat mempengaruhi hasil panen kami dan menambah beban biaya produksi. Ini perlu segera ditangani agar pertanian di Sumenep tetap produktif,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Chainur Rasyid menegaskan bahwa masalah kelangkaan pupuk bukan hanya tanggung jawab DKPP saja, tetapi memerlukan keterlibatan semua pihak.
“Kami mengakui kelangkaan pupuk sebagai masalah serius yang memerlukan pengawasan dan partisipasi dari berbagai pihak. Harga pupuk di Kabupaten Sumenep sudah sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi, sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 249/KPTS/SR.320/M/04/2024,” jelasnya.
Rasyid juga menyatakan komitmen DKPP untuk terus mendukung petani muda dan mencari solusi terbaik bagi masalah-masalah yang mereka hadapi.
“Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk memastikan ketersediaan pupuk dan mendukung keterlibatan anak muda dalam sektor pertanian,” tambahnya.
Selanjutnya, audiensi diharapkan dapat membuka jalan bagi kerjasama yang lebih baik antara pemerintah daerah dan petani milenial, serta menciptakan solusi konkret untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Sumenep.
Dengan dukungan dan kerjasama yang baik, menurut Chainur Rasyid diharapkan keterlibatan anak muda dalam pertanian dapat meningkat, mengatasi berbagai tantangan yang ada, dan menjadikan sektor pertanian Sumenep lebih berkelanjutan.