SUMENEP, detikkota.com – Sejumlah pemuda dan keluarga yang menduga bayinya meninggal akibat kelalaian petugas Puskesmas Batang-Batang melakukan aksi demontrasi, Selasa (28/11/2023).
Di halaman Puskesmas Batang-Batang itu, Kabupaten Sumenep itu para pengunjuk rasa melakukan orasi serta membawa sejumlah poster bertuliskan nada protes, di antaranya “Tumbal Pesugihan, Terro Sogie Araje Toyol”, dan “Kapus Batang-Batang Harus Mundur Dari Jabatannya”.
Aksi demontrasi dilatarbelakangi kejanggalan yang dialami almarhum bayi Adelia Aziz Bella Negara usai diambil sampel darahnya untuk proses Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK). Sebab, 3 hari setelah pengambilan sampel darah pada bagian tumit itu, bayi yang baru berumur 7 hari itu meninggal dunia.
Keluarga dan pemuda setempat menduga terjadi malapraltek. Mereka datang untuk meminta penjelasan dan keadilan terkait dugaan malapraktik oleh oknum bidan Puskesmas Batang-Batang.
“Beberapa hari setelah lahirnya anak tersebut dilakukan pengambilan sampel Skrinning Hipotiroid Kongenital (SHK), kemudian mengalami kejanggalan,” ucap Abdul Halim, korlap massa aksi, dalam orasinya.
Halim menuding, bidan Puskesmas Batang-Batang yang menanganinya itu tidak professional dan lalai dalam melakukan tugas dan wawenangnya.
“Kami menuntut Kepala Puskesmas Batang Batang mundur dari jabatannya,” pintanya berteriak.
Orasi terus disampaikan secara bergantian, namun pihak Puskesmas Batang-Batang belum juga keluar menemui massa aksi.
Pantauan di lapangan, aksi unjuk rasa mendapat pengawalan ratusan personel Polres Sumenep. Mereka siaga di pintu masuk Puskesmas Batang-Batang dan sekitar lokasi aksi.
Diberitakan sebelumnya, keluarga bayi yang baru lahir di Pusat kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur menyesalkan kejadian yang nemimpanya.
Kekecewaan itu berawal saat Rumnaini, warga Dusun Mojung, Desa Tamidung mendapat pelayanan saat melahirkan secara normal di Puskesmas Batang-Batang pada Selasa (14/11/2023) malam.
Dalam proses persalinan, anak kedua pasangan Azis dan Rumnaini itu lahir dengan selamat. Keesokan harinya, Rabu (15/11/2023) sekitar pukul 09.00 ibu dan anak diperbolehkan pulang dan diminta kembali ke Puskesmas Batang-Batang pada Sabtu, 3 hari kemudian untuk dilakukan cek laboratorium.
Ayah bayi, Azis menceritakan sesuai petunjuk petugas dia membawa bayi beserta ibu ke Puskesmas Batang-Batang pada hari yang ditentukan.
“Di sana (Puskesmas Batang-Batang) petugas mengambil sampel darah di bagian tumit dengan alasan untuk mengecek kestabilan tubuh bayi,” jelasnya, Selasa (21/11/2023).
Usai pengambilan darah, lanjutnya, petugas Puskesmas memperbolehkan orang tua dan bayi pulang sebab keduanya sehat dan tidak ada gejala apapun.
Namun malam Minggu sampai malam Selasa kata Azis, tubuh anaknya mengalami demam dan drop. Dia berinisiatif membawa kembali bayinya ke Puskesmas Batang-Batang.
“Di sana, petugas Puskesmas Batang-Batang mengaku tidak mampu dan menyarankan untuk rujuk ke Rumah Sakit Islam (RSI) Kalianget,” sebut Azis.
Namun setibanya di RSI Kalianget, lanjutnya, dia mengalami hal yang sama. Petugas juga menyampaikan bayi itu harus dirujuk ke salah satu Rumah Sakit di Sampang.
“Di tengah perjalanan, tepatnya di Kabupaten Pamekasan, nyawa anak saya sudah tidak tertolong,” ucap Azis penuh duka.