SUMENEP, detikkota.com – Batik Canteng Koneng (Cako) menjadi salah satu produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), dari Kabupaten Sumenep yang tersohor dan banyak dikenal oleh masyarakat, baik lokal maupun luar daerah.
Sejumlah tokoh ternama tampil elegan dengan menggunakan kain dengan ukiran khas dari Kota Keris itu, termasuk salah satunya Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Berangkat dari hal tersebut, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Penalaran dan Penelitian se-Jawa Timur melakukan kunjungan ke Rumah Produksi Batik Canteng Koneng di Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, Senin (26/6/2023).
Kunjungan itu merupakan rangkaian kegiatan Temu Ilmiah UKM Penalaran dan Penelitian Mahasiswa (TIUPPS) se-Jawa Timur, dengan tuan rumah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumenep.
Penyelenggara TIUPPS 2023, Noris Sabid menjelaskan, pihaknya memilih Batik Canteng Koneng sebagai salah satu lokasi penelitian yang dilakukan karena penasaran dengan sejarah, pembuatan, manajemen hingga pemasaran karya asli putra daerah tersebut.
Pihaknya menilai, Batik Canteng Koneng memiliki suatu ciri khas pada motifnya yang konsisten dan senantiasa berusaha menonjolkan kekayaan dan potensi Kabupaten Sumenep.
“Ada ciri khasnya. Itu yang ingin kami teliti, kenapa batik di sini bisa terkenal dan sampai dipakai oleh Pak Jokowi,” jelasnya, saat dikonfirmasi oleh sejumlah media.
Noris menyebut, banyak informasi yang didapatkan dari kunjungannya ke Rumah Produksi Batik Cako. Kata dia, hal itu nantinya akan menjadi bahan penelitian yang ditulis dalam jurnal ilmiah oleh timnya.
“Kesempatan ini merupakan hal yang luar biasa, dari sini nanti kita lakukan penelitian dan menulis jurnal ilmiah tentang Batik Cako,” imbuhnya.
Sementara itu, Owner Batik Canteng Koneng Didik Haryanto membeberkan, design megah nan menawan produknya terlahir dari imajinasi yang tulus penuh dengan rasa berserah diri atau bertaqwa kepada Allah SWT.
Tak hanya itu, dirinya bersama tim selalu berusaha untuk bekerja dengan hati yang hidup, demi memberikan produk dan hasil terbaik kepada masyarakat.
“Resepnya ada pada design yang betul-betul lahir dari imajinasi yang tulus, penuh dengan rasa berserah diri (taqwa) kepada Allah SWT,” jelasnya.
Tak hanya itu, menurutnya terdapat satu hal lain yang menjadi kunci utama dari keberlangsungan usahanya tersebut, yakni memantapkan niat dan fokus pada proses yang sedang dijalani, tanpa mengizinkan rasa iri dan dengki masuk dalam hati.
“Satu yang tidak kalah penting, bersihkan hati dan jangan biarkan hati ini ada hasut, iri, dan dengki dengan usaha orang lain,” tutupnya.
Sekedar diketahui, rombongan TIUPPS kali ini diikuti oleh UKM Penalaran dan Penelitian STKIP PGRI Sumenep, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Politeknik Negeri Malang (Polinema), Institut Teknologi Surabaya (ITS) dan sejumlah kampus bergensi lainnya.