SUMENEP, detikkota.com – Kabupaten Sumenep sangat mendukung program pendidikan melalui guru penggerak sebagai langkah strategis memajukan pendidikan. Apalagi sejak awal dilaksanakannya terhadap 5 sekolah penggerak, hingga dalam proses pengembangan yang berkelanjutan ini perlu pelatihan dan kegiatan kolektif para guru untuk memperkuat kapasitas dan kapabilitas para guru.
Hal tersebut ditegaskan Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, pada Lokakarya 7 (tujuh) Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 5 (lima) bagi Wilayah Mitra Provinsi Jawa Timur, di Aula STKIP PGRI Sumenep, Senin (19/12/2022)
“Guru penggerak ini sebagai tranformasi perkembangan jaman bidang pendidikan khususnya terkait tehnologi yang mau tidak mau harus diikuti, karena situasi dan kondisi yang harus terus berkembang,” ujar Bupati Sumenep.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Karenanya, Ia meminta masyarakat harus cerdas dalam menggunakan tehnologi, sehingga sesuai dengan pemanfaatannya yang akan luar biasa bila dipergunakan secara cerdas. Dan itu harus ditindaklanjuti oleh para guru-guru kepada anak-anak didik agar mereka bisa mempergunakan tehnologi secara positif, sebab jika tidak tentunya yang akan berdampak negatif.
Diakui pula, dengan adanya program guru penggerak ini dapat dijalankan dengan mendorong melalui penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya melalui para guru penggerak di Sumenep ini. Sehingga harapan untuk perubahan dari ujung timur di Madura, yakni kabupaten Sumenep sebagai gerbang Jawa Timur. Sebab, itu sudah dimulai dari sejarah panjang orang dahulu sejak 267 tahun lalu, orang Madura adalah king meker, ahli strategi dan master plan berdirinya Majapahit.
“Jadi, tidak perlu diragukan lagi dari kabupaten Sumenep, dari ujung Timur Madura ini sudah 267 tahun lalu sudah memulai mengawali kejayaan di Nusantara ini,” tambahnya.
Sementara itu, Aminullah, dari Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Timur sebagai pelaksana teknis Dirjen GTK Kemedikbudristek, mengungkapkan, ada tiga program penting yang harus dilaksanakan, yakni pertama pendidikan guru penggerak, kedua implementasi kurikulum merdeka dan ketiga program sekolah penggerak.
“Itu semua merupakan satu kesatuan yang mengarah perubahan simultan yang dilakukan guru penggerak dalam tugas pokok memfasilitasi pengembangan kompetensi pendidik,” ujarnya.
Dan ini diakui sudah dilakukan sinergi oleh pelaksanakan pendidikan Jawa Timur dan kabupaten Sumenep. Karenanya, dengan adanya 49 calon guru penggerak di Sumenep yang sebentar lagi menjadi pendorong pendidikan melalui komunitas belajar, perubahan di lingkungan sekolahnya serta menggunakan media daring dan luring akan menjadi agen perubahan.
Pihaknya percaya karena mereka sudah digembleng selama 6 bulan dengan berbagai kegiatan pelatihan daring, lokakarya konfrens hingga pendampingan coching untuk perubahan lingkungan masing-masing serta menggelitik perubahan mempengaruhi sekitarnya.
“Mereka harus terdepan pengaruhi dan menjadi nara sumber dari praktek baik yang dilakukan, keluar dari kebiasaan yang tak pernah dipikirkan guru lain,” tandasnya.
Hadir pula dalam kegiatan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan kabupaten Sumenep, Agus Dwi Saputra, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur di Sumenep, Samsul Arifin, Ketua STKIP PGRI Asmuni, para Kepala Sekolah dan Guru Penggerak dari tingkat SD, SMP dan SMA di kabupaten Sumenep.
Dalam kesempatan tersebut disamping ditampilkan berbagai kreasi seni tari, vocal dan hadrah dari hasil binaan guru penggerak juga dilakukan kunjungan oleh Bupati dan para undangan ke masing-masing stand hasil karya sekolah penggerak masing-masing tingkatan sekolah. (Md/red)