Disdik Sumenep Gelar Festival Tan Pangantanan, Tradisi Saat Melangsungkan Pernikahan

Sabtu, 25 Mei 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUMENEP, detikkota.com – Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura Jawa Timur, kembali melangsungkan rentetan Kalender of Event Sumenep 2024.

Event ini dimotori oleh Dinas Pendidikan Sumenep dengan menggelar Festival Tan Pangantanan Dhe’ Nong Dhe’ Ne’ Nang jenjang TK dan SD.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Festival Tan Pangantanan ini berlangsung unik karena para peserta menampilkan nilai-nilai budaya, seperti memakai baju penganten, yang mengambarkan tradisi masyarakat Sumenep saat melangsungkan lamaran atau nikahan.

Rute dari Festival tersebut mulai start Rumdis Bupati di Jalan Jendral Sudirman, Lingkungan Delama, Pajagalan, dan finish di Labang Mesem Pendopo Agung Keraton Sumenep, Jalan Trunojoyo Nomor 184, Dalem Anyar, Bangselok, Kecamatan Kota.

Kepala Dinas Pendidikan Sumenep, Agus Dwi Saputra pada kegiatan bertema ‘Ngopene Enmaenan Kona’, menyampaikan, para peserta berasal dari 20 kecamatan daratan maupun kepulauan.

Rinciannya, TK mengirimkan sebanyak 25 kontingen dan SD sebanyak 18 kontingen, total keseluruhan yakni 43 kontingen.

“Kegiatan ini demi meningkatkan perekonomian, pariwisata, serta melestarikan kecintaan kepada budaya daerah,” kata Agus, Sabtu (25/05/2024) pagi.

Senada disampaikan Wabup Sumenep, Dewi Khalifah, bahwa Festival Tan Pangantanan Dhe’ Nong Dhe’ Ne’ Nang jenjang TK dan SD ini merupakan tradisi dan budaya Kabupaten Sumenep yang perlu dilestarikan.

Menurutnya, tradisi enmaenan tan pangantanan sudah ada sejak tahun 1574. Dulu, permainan ini disebut dhe’ nong dhe’ ne’ nang. “Dengan lagunya ini dulu biasanya dimainkan,” kata Wabup.

Secara harfiah, Wabup Dewi Khalifah, menjelaskan tentang arti dari kalimat dhe’ nong dhe’ ne’ nang.

Dhe’ nong dhe’ artinya merunduk, dijabarkan bahwa mengajarkan kepada anak-anak agar menjadi pribadi yang tawadhu’ dan menghormati kepada yang lebih tua.

“Bahkan di lagunya berbunyi nong ta’ nong dhe’ jaga jaggur, artinya kalau tidak merunduk maka dia akan disisihkan oleh masyarakat,” ungkapnya.

Maka, dari adanya festival tan pangantanan tersebut Pemkab Sumenep ingin mengajarkan tentang pendidikan kepada anak-anak.

“Inilah bagian dari rangkaian Kalender of Event Sumenep, mudah-mudahan ini bisa mengangkat roda perekonomian Sumenep, menggerakkan pelaku UMKM,” pungkasnya.

Berita Terkait

Santri Asal Surabaya Korban Reruntuhan Ponpes Al-Khoziny Dapat Bantuan Tangan Palsu dari Pemkot
Bupati Dorong Camat dan Lurah Tingkatkan Inovasi Lewat Ajang Bupati Award 2025
DWP Kemenag Sumenep Gelar Pertemuan Gabungan, Angkat Kearifan Lokal Pulau Kangean
Pemkot Probolinggo Gelar Sosialisasi E-Purchasing dan Bimtek Negosiasi Harga untuk Perkuat Tata Kelola Pengadaan
Mahfud MD Sebut Pajak dan Bea Cukai Sumber Korupsi Terbesar, Dukung Langkah Tegas Menkeu Purbaya
Bupati Bangkalan Kukuhkan Bunda PAUD dan Bunda Literasi untuk Perkuat Pendidikan dan Budaya Baca
Pemkot Surabaya Perkuat Pendidikan Karakter Anak Lewat Enam Program Prioritas PAUD
Pemkab Bangkalan Tindaklanjuti Instruksi Presiden, Lakukan Inspeksi Bangunan Pondok Pesantren

Berita Terkait

Kamis, 16 Oktober 2025 - 12:48 WIB

Santri Asal Surabaya Korban Reruntuhan Ponpes Al-Khoziny Dapat Bantuan Tangan Palsu dari Pemkot

Kamis, 16 Oktober 2025 - 12:41 WIB

Bupati Dorong Camat dan Lurah Tingkatkan Inovasi Lewat Ajang Bupati Award 2025

Kamis, 16 Oktober 2025 - 09:16 WIB

DWP Kemenag Sumenep Gelar Pertemuan Gabungan, Angkat Kearifan Lokal Pulau Kangean

Rabu, 15 Oktober 2025 - 13:42 WIB

Pemkot Probolinggo Gelar Sosialisasi E-Purchasing dan Bimtek Negosiasi Harga untuk Perkuat Tata Kelola Pengadaan

Rabu, 15 Oktober 2025 - 11:37 WIB

Mahfud MD Sebut Pajak dan Bea Cukai Sumber Korupsi Terbesar, Dukung Langkah Tegas Menkeu Purbaya

Berita Terbaru