detikkota.com – Seorang ilmuwan asal Jepang, Yoshinori Ohsumi, menemukan manfaat penting dari puasa terhadap kesehatan, khususnya dalam proses autofagi (autophagy).
Autofagi adalah proses alami di dalam tubuh yang berperan dalam mendaur ulang sel-sel yang rusak dan menggantikannya dengan sel-sel baru yang lebih sehat.
Penelitian peraih Hadiah Nobel Kedokteran pada tahun 2016 membuktikan bahwa puasa tidak hanya memiliki nilai spiritual, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan dengan memperbaiki sel-sel tubuh secara alami.
Proses autofagi membantu tubuh melawan penuaan, meningkatkan daya tahan tubuh, dan mencegah berbagai penyakit kronis.
Metode ini semakin populer di seluruh dunia karena dianggap sebagai cara alami untuk memperbaiki kesehatan tanpa obat-obatan.
Berikut ini penjelasan mengenai hasil penelitiannya terkait puasa.
1. Proses Autofagi
Autofagi adalah mekanisme pembersihan sel di mana sel-sel tubuh memecah dan mendaur ulang komponen yang rusak atau tidak berguna.
Proses ini membantu tubuh membersihkan racun dan memperbarui sel untuk menjaga kesehatan tubuh.
2. Puasa dan Aktivasi Autofagi
Penelitian Dr. Ohsumi menunjukkan bahwa proses autofagi diaktifkan saat tubuh tidak menerima asupan makanan selama beberapa jam, biasanya setelah 8 hingga 12 jam berpuasa.
Saat tubuh kekurangan energi dari makanan, ia mulai menggunakan cadangan energi dari sel-sel yang rusak, sehingga mempercepat regenerasi sel baru.
3. Manfaat Kesehatan
Proses ini memiliki berbagai manfaat kesehatan, di antaranya:
Mencegah penyakit degeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.
Memperlambat penuaan.
Memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Mengurangi risiko kanker.
Menjaga kesehatan jantung.
4. Puasa Intermiten
Dr. Ohsumi juga menyatakan bahwa metode puasa intermiten (intermittent fasting), di mana seseorang tidak makan selama 8-16 jam, sangat efektif dalam merangsang autofagi.
Metode ini semakin populer di seluruh dunia karena dianggap sebagai cara alami untuk memperbaiki kesehatan tanpa obat-obatan.