Pejabat Rektorat IAIN Madura Diduga Ancam Mahasiswa Usai Protes Kebijakan Kampus

Jumat, 30 Juli 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PAMEKASAN, detikkota.com – Sejumlah mahasiswa dan pengurus organisasi mahasiswa (Ormawa) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura diduga diintimidasi dan diteror pejabat rektorat usai melakukan aksi demontrasi, Kamis (22/7) lalu.

Syaiful Bahri, Presiden Mahasiswa IAIN Madura mengatakan, dalam aksi sebelumnya, mahasiswa memprotes kebijakan kampus, diantaranya terkait Surat Edaran (SE) tentang ketentuan sistem pembayaran UKT program sarjana dan SPP program semester gasal Nomor: B-1137/In.38/R/PP.00.9/07/2021. Kebijakan itu dinilai tidak memihak kepada mahasiswa dimasa pandemi COVID-19 saat ini.

Selain itu, aksi protes juga dilakukan lantaran pemberian fasilitas terhadap mahasiswa seperti pemberian kuota internet diduga terdapat kejanggalan, dalam penyalurannya disebutkan tidak merata secara utuh terhadap seluruh mahasiswa. Sementara disisi lain, sistem pembelajaran secara jarak jauh (daring) juga dinilai amburadul karena tidak ada petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lanjut Syaiful, intimidasi dan teror yang diduga dilakukan pejabat rektorat yaitu untuk menyetop aksi demontrasi lanjutan mahasiswa. Modusnya berlabel kode etik, yakni terkait pembakaran ban dan sejumlah pengrusakan fasilitas lainnya di lingkungan kampus.

“Banyak intimidasi terkait kebebasan berpendapat di kampus IAIN Madura, yaitu mahasiswa bidikmisi akan dicabut beasiswa nya. Bagi mahasiswa yang ikut aksi diteror dan bahkan diancam di Droup Out (DO). Sehingga temen-temen sepakat untuk menduduki kampus karena hal itu (intimidasi, teror, red) sudah menyalahkan wewenang kekuasaan,” beber Syaiful saat dikonfirmasi, Jum’at (30/7/2021)

Terpisah, Mohammad Kosim selaku Rektor IAIN Madura membantah bahwa pihaknya melakukan intimidasi dan teror kepada mahasiswa. Menurutnya intimidasi dan teror tidak ada. Ia mengaku hanya mengirim surat tembusan kepada orang tua mahasiswa untuk melakukan pemanggilan terhadap anaknya dalam rangka pembinaan.

“Kita undang mereka untuk menjadi saksi saja. Jadi, kalau tidak ada masalah kenapa tidak mau hadir?. Jadi, tidak pernah ada intimidasi, kita hanya mengundang mereka untuk dimintai keterangan,” kelitnya. (Fauzi)

Berita Terkait

Satpol PP Surabaya dan Bea Cukai Sidoarjo Amankan 9.500 Batang Rokok Ilegal
Ribuan Ibu PKK Meriahkan Maulid Nabi di Pasuruan dengan Tradisi Tukar Cowek
Satlantas dan Jasa Raharja Edukasi Keselamatan Lalu Lintas di SMA Muhammadiyah Sumenep
Pemerintah Genjot Program Ekonomi untuk Serap Jutaan Tenaga Kerja
36 Delegasi PMR Pamekasan Ikuti Jumbara X PMI Jatim di Gresik
Bupati Subang Buka Grand Final Pasanggiri Mojang Jajaka 2025
DPUTR Purwakarta Uji Kualitas Pasir Proyek Infrastruktur 2025
Wali Kota Surabaya Sidak Kelurahan Kebraon, Temukan Praktik Pungli Adminduk

Berita Terkait

Selasa, 16 September 2025 - 13:13 WIB

Satpol PP Surabaya dan Bea Cukai Sidoarjo Amankan 9.500 Batang Rokok Ilegal

Selasa, 16 September 2025 - 12:05 WIB

Ribuan Ibu PKK Meriahkan Maulid Nabi di Pasuruan dengan Tradisi Tukar Cowek

Selasa, 16 September 2025 - 12:03 WIB

Satlantas dan Jasa Raharja Edukasi Keselamatan Lalu Lintas di SMA Muhammadiyah Sumenep

Senin, 15 September 2025 - 23:22 WIB

Pemerintah Genjot Program Ekonomi untuk Serap Jutaan Tenaga Kerja

Senin, 15 September 2025 - 23:05 WIB

36 Delegasi PMR Pamekasan Ikuti Jumbara X PMI Jatim di Gresik

Berita Terbaru

Bupati Bangkalan Lukman Hakim melepas kontingen Jumbara PMR X di Pendopo Agung Bangkalan, Selasa (16/9/2025).

Daerah

46 Pelajar Bangkalan Ikuti Jumbara PMR X Jawa Timur

Selasa, 16 Sep 2025 - 10:01 WIB