SUMENEP, detikkota.com – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sumenep (BEMSU) mendatangi kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep. Mereka mengajukan tiga tuntutan untuk menuntaskan kemiskinan.
Tiga tuntutan yang disampaikan antara lain, pertama; Pemkab Sumenep segera melakukan evaluasi terkait penerima bantuan sosial (bansos) di Kabupaten Sumenep. Kedua, Pemkab Sumenep segera memberikan bantuan terhadap 100 temuan masyarakat miskin dan ketiga, dalam waktu satu bulan harus tuntaskan masalah kemiskinan di Kabupaten Sumenep.
Mereka menyoal angka kemiskinan di Kabupaten Sumenep pada 2022 sebesar 18,76 persen atau setara 206.020 jiwa yang dinilai tinggi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Angka kemiskinan di Sumenep tertinggi ketiga di Jawa Timur. Mana janji-janji bupati dan wakil bupati untuk membangun Sumenep,” kata Ketua BEM Sumenep, Moh. Syauqi.
Mereka menilai tingginya angka kemiskinan di Sumenep itu wujud kurang seriusnya bupati dan wakil bupati dalam menangani persoalan tersebut.
“Jangan sibuk pencitraan di media sosial. Entaskan warga miskin, baik di daratan maupun kepulauan,” katanya.
Aparat Kepolisan Sumenep yang menjaga ketat berlangsungnya aksi itu tak mampu menghalau massa. Sehingga, setelah berorasi sekitar satu jam di depan kantor bupati, massa berhasil masuk ke kawasan kantor.
Lalu kemudian mereka masuk hingga ke teras kantor bupati sambil terus berorasi dan meminta orang nomor satu dan nomor dua di kabupaten Sumenep itu menemui mereka di luar kantor.
“Kami ingin bertemu langsung dengan bupati atau wakil bupati. Kami tidak mau ditemui perwakilan. Kami ingin menagih janji bupati/wakil bupati yang katanya akan melayani masyarakat,” tegasnya.
Namun ketika massa merangsek ke teras kantor, bupati maupun wakil bupati tidak berada di kantor.
Hingga aksi selesai di pukul 13.30 WIB, massa tidak ditemui bupati Sumenep. Akhirnya melalukan penyegelan di area Kantor Pemkab Sumenep dengan meletakkan banner di depan pintu masuk kantor, dan berjanji akan kembali lagi.
“Kami kecewa dan akan aksi lagi nantinya hingga ada jawaban dari bupati Sumenep,” kata Syauqi kecewa.