SUMENEP, detikkota.com – Menjelang pergantian tahun 2025 ke 2026, Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam akibat cuaca ekstrem. Imbauan tersebut disampaikan Bupati kepada Media Center, Rabu (03/12/2025).
“Kami tidak ingin bencana terjadi, namun kewaspadaan perlu dilakukan sejak dini,” ujarnya.
Bupati menegaskan bahwa mitigasi bencana membutuhkan peran aktif seluruh elemen masyarakat. Menurutnya, pemerintah daerah tidak dapat bekerja sendiri sehingga diperlukan gotong royong untuk meminimalkan risiko.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menyebut langkah sederhana yang dapat dilakukan warga, di antaranya membersihkan saluran air, tidak membuang sampah sembarangan, memangkas pohon rawan tumbang, serta memantau kondisi lingkungan saat hujan deras.
Bupati juga mengingatkan masyarakat yang bepergian selama libur akhir tahun agar memperhatikan informasi cuaca dan tidak memaksakan perjalanan jika keadaan berbahaya. “Utamakan keselamatan. Jika kondisi tidak memungkinkan, lebih baik menunda perjalanan,” tegasnya.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui pernyataan Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani menjelaskan bahwa potensi bencana yang mendominasi pada periode akhir tahun meliputi hujan ekstrem, angin kencang, petir merusak, puting beliung, hujan es, hingga gangguan jarak pandang.
Memasuki minggu kedua Desember hingga awal Januari, BMKG memperkirakan Monsoon Asia mulai aktif dan memicu peningkatan curah hujan. Anomali atmosfer seperti Madden Julian Oscillation, gelombang Kelvin, dan Rossby Equator, ditambah seruak dingin Siberia serta potensi bibit siklon tropis, turut memperkuat potensi hujan ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia.
Daerah yang perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap pembentukan bibit siklon antara lain Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa–Bali, NTB, NTT, Maluku, Papua Selatan, dan Papua Tengah.
BMKG mengingatkan bahwa meski Indonesia tidak berada pada jalur siklon, perubahan pola cuaca dapat terjadi, seperti kasus Siklon Senyar yang sebelumnya menyebabkan kerusakan besar dan curah hujan ekstrem di Aceh.
Pada periode 28 Desember 2025 hingga 10 Januari 2026, hampir seluruh wilayah Jawa, Bali, NTT, NTB, sebagian Sulawesi Selatan, dan Papua Selatan diperkirakan mengalami hujan tinggi hingga sangat tinggi mencapai 300–500 milimeter per bulan.
Penulis : Red
Editor : Red







