Cakupan ORI Campak Rubela di Sumenep Baru 31,4 Persen

SUMENEP, detikkota.com – Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKP2KB) Kabupaten Sumenep terus menggelar program Outbreak Response Immunization (ORI) Campak Rubela melalui 26 Puskesmas. Berdasarkan data per Jumat (29/8/2025) pukul 16.00 WIB, dari total sasaran 73.969 anak, baru 23.213 anak yang sudah diimunisasi, dengan cakupan 31,4 persen.

Kepala DKP2KB Sumenep, drg. Ellya Fardasah, M.Kes, merinci capaian per kelompok usia. Untuk sasaran usia 9–12 bulan dari 3.404 anak, baru 433 anak yang diimunisasi atau 12,7 persen. Kelompok usia 12–47 bulan dari total 31.237 anak, tercatat 3.554 anak telah diimunisasi atau 11,4 persen. Sementara untuk kelompok usia 4–6 tahun dari 26.308 anak, capaian imunisasi mencapai 12.183 anak atau 46,3 persen. Adapun kelompok usia 7 tahun mencatatkan cakupan tertinggi, yakni 54,1 persen.

Dari sisi capaian Puskesmas, Giligenting menjadi wilayah dengan kinerja tertinggi. Dari 1.565 sasaran, 967 anak sudah diimunisasi dengan cakupan 61,8 persen. Sebaliknya, capaian terendah tercatat di Puskesmas Dungkek dengan hanya 228 anak dari 2.362 sasaran atau 9,7 persen yang berhasil diimunisasi.

Ellya menegaskan, capaian tersebut masih jauh dari target optimal sehingga perlu upaya lebih intensif. Pihaknya kini memperkuat koordinasi lintas sektor, terutama dengan pemerintah kecamatan, desa, serta kader kesehatan di tingkat bawah. Sosialisasi kepada masyarakat juga digencarkan agar orang tua memahami pentingnya imunisasi Campak Rubela.

“Dalam upaya memutus penularan campak di Kabupaten Sumenep, kami tidak bisa bekerja sendiri. Diperlukan keterlibatan seluruh elemen, baik tenaga kesehatan, pemerintah desa, sekolah, maupun orang tua, agar cakupan imunisasi dapat merata dan maksimal,” ujarnya.

DKP2KB menargetkan seluruh anak dalam kategori sasaran dapat segera mendapatkan imunisasi, sehingga rantai penularan campak dapat dihentikan. Program ORI Campak Rubela ini dilaksanakan secara serentak di seluruh Puskesmas dengan jadwal yang sudah ditentukan, dan akan terus dipantau perkembangannya hingga cakupan dianggap memenuhi standar kesehatan nasional.