BANYUWANGI, detikkota.com – Tidak ada kata terlambat,
Saudara, Sahabat,
Tokoh Masyarakat, LSM, Media dan semua yang merasa punya hak serta peranan di Banyuwangi.
Diawal sesungguhnya saya merasa cukup berbangga melihat Pilbup Banyuwangi, dengan sebagian kita bebas memilih pada pihak mana kita mendukung calon, berbeda-beda namun tetap satu jua. Namun melihat perkembangan terakhir menjelang pencoblosan, sungguh sangat disayangkan, sebagian kita mulai kehilangan moral dalam berpolitik, saling menebar aib dan mencari kesalahan rival.
Semestinya harus kita sadari puncak dari saling menebar aib dan mencari kesalahan, adalah timbulnya segala bentuk perbuatan yang hanya didasarkan pada prasangka-prasangka negatif yang berujung permusuhan dan perpecahan.
(Permusuhan dan perpecahan adalah kata yang sangat sederhana namun sulit kita hilangkan saat keduanya menjadi bagian hidup kita).
Sebab itu sebelum datang penyesalan di kemudian hari mari kita bersatu dengan menempatkan segala sesuatu pada tempat, keadaan serta waktu yang tepat
atau mungkin persaudaraan atau persahabatan kita sudah sepantasnya berpisah hanya dengan alasan ingin jadi yang Utama, Terbaik, atau di Anggap Pemenang namun dengan menghalalkan segala macam cara.
Kita semua sadar untuk menjadi Calon Bupati, bukanlah kewenangan masyarakat melainkan kewenangan partai, dimana hal itu juga tidak lepas dari kemampuan orang tersebut menjadi Calon Bupati, jika kita mampu mungkin kita pula akan maju mencalonkan diri.
Ketidakmampuan kita tampil sebagai calon bupati, kenapa kemudian saat ini harus kita rubah dengan kebencian terhadap calon yang mungkin tidak kita pilih dan dukung.
Sehingga sangat disayangkan munculnya berita konten Pornografi dan Opini yang di selipkan pada konten Porno yang mengkaitkan dengan Pilihan Bupati itu harusnya kita bantah, bukannya malah kita ikuti, seakan reaksi kita malah menjadi alat dan pembenar sebagai mana yang tertulis dalam retasan konten pornografi dan opini politik yang di buat si peretas.
Sehingga akibatnya malah bisa merusak Demokrasi Pemilu di Kabupaten Banyuwangi, konten Porno yang di munculkan dari media luar Banyuwangi harusnya menyatukan kita menjaga nama baik Kabupaten Banyuwangi dari upaya pecah belah. Terlebih adanya konten tersebut bukan hanya kota kita yang di hinakan, namun juga dituduhkan kepada Bupati Banyuwangi saat ini.
Sungguh sangat disayangkan ketika konten tersebut malah kita ambil mentah-mentah dan kita jadikan alat untuk menciderai dan mencoreng kota kita sendiri yang sangat kita cintai bersama.
Begitu mudahnya kita bereaksi dan hanya dengan sekejap pula kita menghancurkan segala sesuatu yang kita bangun bertahun tahun, keadaan sepontan rupanya telah merubah sifat manusiawi kita menjadi lebih buruk dari sifat watak hewan.
“Seperti halnya anjing tatkala kita rawat, kita beri makan tentu si anjing akan setia setidaknya menjaga kita, namun kita yang merasa lebih baik dari anjing, meski telah bertahun-tahun diberi makan, dirawat serta dipelihara, kenapa menjadi begitu garangnya ingin memakan majikan atau tuan kita sendiri”.
Terbesit dalam pemikiran saya pertanyaan:
Tidakkah kita semua setidaknya mencoba menjaga supaya persahabatan atau persaudaraan putra daerah lebih utama dan pemilihan bupati ini nanti tetap bersih, bermartabat, tidak memicu timbulnya masalah yang akan berbuntut panjang dan tidak menyenangkan, dengan mengesampingkan isu-isu ambisi lain yang seakan akan di harapkan menjadi alat untuk menjadi pemenang, menjatuhkan lawan, namun justru menjadikan pecundang.
Gaung dan usahan menggebu menyerang moral politik Bupati Banyuwangi dengan tuduhan Konten Porno, tanpa memperdulikan perasaan istrinya Ipuk Festiandani yang saat ini juga harus berjuang dalam Pilihan Bupati 09 Desember 2020.
Sungguh telah menjadikan kita lebih tepat di kata sebagai pecundang, menyerang orang dari belakang, picik dan licik (meskipun kalimat ini sungguh tidak kita senangi).
Saudara/Sahabatku
Jika kita merasa moralitas kita lebih baik, adakah dari kita berani terbuka dan jujur di depan masyarakat, bahwa kita juga pernah ikut menikmati dan juga mendapatkan hasil pekerjaan berupa proyek untuk menopang kehidupan kita, sampai saat ini selama ada dalam ke pemimpinan Bupati Abdulllah Azwar Anas.
Atau kita merasa bersih tidak mendapat atau merasakan apapun sehingga menjadikan kita pantas untuk menghujat, menyerang dengan sebegitu hebohnya.
Jika dengan kita ikut menikmati dan merasakan apa yang pernah kita terima, kemudian tidak membuat kita bijak dalam memilih sikap dalam menghadapi orang yang pernah perduli dan baik dengan kita, berjasa dengan kita,
maka memang kita tidaklah pantas menjadi saudara atau sahabat siapapun.
Marilah kita jaga bersama martabat Kabupaten Banyuwangi.
Marilah kita bersatu saling menjaga dan menghormati, atau kalau itu menjadi sesuatu yang sulit mungkin kita berpisah dan terpaksa menjadi lawan.
Maka jadilah lawan yang terhormat.
Jika bahasa tulis dan media tidak memahamkan kita, mungkin sudah waktunya kita bertemu muka.
Semoga di antara tatapan mata kita masih tersisa nilai-nilai persaudaraan atau persahabatan.
Oleh : MH. Imam Ghozali (Ketua LBH Nusantara).