SUMENEP, detikkota.com – Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep menggelar Pertemuan Validasi Data Sasaran dan Cakupan Penemuan Kasus sebagai upaya konkret memperkuat pencegahan dan pengendalian penyakit.
Kegiatan ini digelar selama dua hari, 26 hingga 27 Mei 2025, di Hotel Myze, dan melibatkan lebih dari 300 tenaga kesehatan dari berbagai lini layanan.
Kepala Dinas Kesehatan P2KB Sumenep, drg. Ellya Fardasyah, menegaskan bahwa pertemuan ini bukan sekadar rutinitas administratif, melainkan gerakan Kabupaten Sumenep bersiap menyongsong tahun 2025 dengan langkah strategis di sektor kesehatan.
“Validasi data bukan hanya soal angka. Ini adalah jantung dari kebijakan. Dengan data yang akurat, kita bisa membaca peta ancaman kesehatan dan melakukan intervensi yang tepat sasaran. Inilah senjata kita untuk menangkal potensi ledakan wabah di tahun-tahun mendatang,” ujar drg. Ellya Fardasah, Senin (26/05).
Forum ini mempertemukan berbagai komponen layanan kesehatan, mulai dari rumah sakit, kepala puskesmas, dokter, bidan koordinator, perawat koordinator, hingga petugas surveilans dan imunisasi di tingkat desa dan ponkestren.
Mereka bersama-sama membedah capaian program tahun 2024, mengevaluasi kendala, dan merumuskan strategi baru untuk 2025.
“Materi yang dibahas tak kalah penting, mulai dari kebijakan dan evaluasi program surveilans serta imunisasi, penanganan Zero Dose dan Kejadian Luar Biasa (KLB), komunikasi risiko, hingga validasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) serta penyakit infeksi emerging yang terus menjadi ancaman,” jelasnya.
Tak hanya dari internal Dinkes, pertemuan juga menghadirkan pemateri dari Puskesmas Guluk-Guluk yang dikenal sebagai puskesmas teladan dalam penguatan surveilans.
Menurut drg. Ellya, Kabupaten Sumenep memiliki tantangan geografis dan sosiokultural tersendiri, yang memerlukan pendekatan kesehatan masyarakat yang adaptif dan berbasis data.
“Lewat forum ini, kita ingin menegaskan bahwa Sumenep tidak menunggu masalah datang. Kita bergerak lebih dulu,” pungkas drg. Ellya.