SUMENEP, detikkota.com – Hari Batik Nasional bukan sekadar peringatan simbolis, melainkan ruang refleksi bagi pelaku batik untuk menjaga warisan budaya agar tetap hidup. Harapan itu disuarakan oleh CEO Rumah Batik Tulis Canteng Koneng, Didik Haryanto, yang menekankan pentingnya peran pemerintah dalam memberikan dorongan semangat kepada para perajin batik, khususnya UMKM di Sumenep.
“Dulu, pembatik di Sumenep bisa dihitung dengan jari. Cara mereka masih tradisional, terbatas, dan belum mampu memberi warna bagi identitas daerah. Sekarang, pembatik kita sudah meluas, bahkan meledak di berbagai tempat. Itu yang harus terus dijaga agar tidak mati,” ujarnya, Kamis (2/9/2025).
Didik mengisahkan perjalanan batik Sumenep yang semula nyaris tak dikenal. Sebelum Canteng Koneng berdiri, kata dia, batik Sumenep belum memiliki ciri khas yang menonjol. Namun, kehadiran Canteng Koneng menjadi titik balik: batik Sumenep mulai dikenal lebih berwarna, kreatif, imajinatif, dan kaya akan corak.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tak hanya fokus di daerah asalnya, Didik juga aktif memberikan pelatihan membatik di sejumlah wilayah Nusantara. Baginya, menyebarkan ilmu bukan sekadar berbagi keterampilan, tetapi juga menghidupkan ekosistem batik secara nasional.
“Sejak lahirnya Canteng Koneng, Sumenep punya wajah baru di dunia batik. Jangan sampai api semangat para pembatik ini padam. Harapan saya, pemerintah memberi dukungan nyata agar regenerasi perajin terus tumbuh hingga ke anak cucu,” tegasnya.
Harapan tersebut merefleksikan bahwa batik bukan hanya warisan leluhur, melainkan juga identitas daerah yang terus berevolusi. Dukungan dari semua pihak, terutama pemerintah, menjadi kunci agar nyala batik Sumenep tetap menyala di tengah gempuran zaman.
Penulis : Md
Editor : Md