SITUBONDO, detikkota.com – Kementerian Sosial memastikan sebanyak lebih 80% warga Dukuh Polay, Dusun Ampenan, Desa Jatisari, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, telah menerima bantuan sosial (bansos).
Kepastian itu didapat dari respon kasus di desa tersebut oleh tim dari Balai Besar Soeharso Surakarta dengan menghimpun keterangan langsung di lokasi tersebut. Tim berdasarkan keterangan Ketua RT Dusun Ampenan, memastikan tidak ada nama Buhar, yang ada adalah nama Bukar.
Namun Bukar sudah mendapatkan bantuan modal usaha dari bank setempat sebesar Rp1.200.000 dan bantuan beras dari dana desa sebesar 15 kg/bulan. Kepala Desa Jatisari Muhammad Rayudi menyatakan, bantuan dari pemerintah, sudah masuk ke Dukuh Polay sejak sebelum 2020.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kampung Polay, Dukuh Ampenan, terdapat sekitar 1400 jiwa atau 700 KK. Yang menerima bantuan sekitar 80, yakni bansos PKH, BST, BLT-DD BPNT, dan lain-lain. Saya kan menjabat kades sejak 2020. Sebelum itu sudah ada yang menerima bantuan,” kata Rayudi.
Ia mengakui ada yang tercoret dari daftar penerima bansos. “Salah satunya disebabkan karena namanya teernyata tidak terdaftar namanya di data kependudukan. Pak Bukar terima bansos mulai tahun 2020. Beliau mendapatkan BST sudah 3 kali. Terakhhir tidak menerima dikarenakan NIK-nya tidak sama dengan data kependudukan,” kata Rayudi kepada tim.
Respon kasus terhadap kemiskinan di Dukuh Polay berdasarkan berita dari situs detikkota.com, 4 September 2021. Ditulis detikkota.com, penduduk desa tersebut tidak pernah mendapatkan bantuan pemerintah, tidur beralaskan tikar dan berlantai tanah, akses jalan yang buruk, dan kekurangan air bersih.
Menindaklanjuti berita tersebut Tim Respon Kasus Balai Besar Soeharso Surakarta melakukan asesmen dengan mengunjungi Desa Jatisari didampingi Plt. Kepala Dinas dan Kepala Bidang Rehsos Dinas Sosial Kabupaten Situbondo, Camat Arjasa, Kepala Desa Jatisari, Kepala Dusun Polay, Ketua RT Dusun Ampenan TKSK, Sakti Peksos, dan Tagana.
Tim mengunjungi langsung Dusun Polay untuk memperoleh informasi yang lebih akurat tentang pemberitaan tersebut. Diperoleh informasi bahwa Jumlah penduduk Dukuh Polay kurang lebih sebanyak 1.400. jiwa dengan mata pencaharian penduduk adalah kuli bangunan, buruh tani, petani tadah hujan (ketela, dan jagung) dan beternak sapi. Sebagian besar masyarakat bertenak sapi dengan sistem bagi hasil.
Mayoritas rumah terbuat dari kayu dan berlantai tanah dengan akses jalan masih tanah yang sulit dilalui saat musim hujan. Berdasarkan hasil informasi dari aparat, masyarakat di Dukuh Polay, Dusun Ampenan sudah banyak yang mendapatkan bantuan pemerintah antara lain: PKH, BPNT, BST maupun BLT DD (Bantuan Langsung Tunai Dana Desa ) sebesar Rp300.000/bulan
Harapan masyarakat Dukuh Polay, Dusun Ampenan adalah adanya bantuan antara lain rehabulitasi sosial Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan perbaikan akses jalan. Pemerintah desa setempat sudah mengajukan usulan untuk perbaikan jalan namun belum terealisasi hingga saat ini.
Untuk kebutuhan air bersih akan direalisasikan tahun ini melalui anggaran dari APBD. Selain melakukan Respon Kasus Tim Balai Besar Soeharso Surakarta juga mensosialisasikan tetang Layanan Program ATENSI Kementerian Sosial kepada Dinas Sosial Kabupaten Situbondo serta stakeholder daerah lainnya.
Sambutan positif dari Dinas Sosial Situbondo untuk program Atensi dengan mempersiapkan data dan kelengkapan untuk layanan dan bantuan PPKS yang ada di Kabupaten Situbondo. Komunikasi yang intensif dengan Dinsos Situbondo akan dilaksanakan untuk proses selanjutnya. (day)
