SUMENEP, detikkota.com – Cara panen padi di kalangan petani kini semakin modern. Saat ini, mereka menggunakan mesin combine harvester. Alat ini dinilai lebih efektif dan efisien.
Salah seroang petani padi asal Kecamatan Gapura, Mashuri mengatakan, banyak petani beralih menggunakan mesin karena biaya yang dikeluarkan lebih hemat hingga 40%.
“Jika penan padi dilakukan secara tradisional, misal menghabiskan biaya Rp 200 ribu, dengan pakai mesin cukup Rp 120 ribu,” bebernya, Kamis (6/4/2023).
Selain hemat, panen padi menggunakan mesin juga lebih cepat. Untuk lahan 1 hektar hanya memakan waktu 1 sampai 2 jam.
Awalnya, panen padi masih dilakukan secara tradisional, gotong royong dan manual. Namun, tahun ini banyak petani menggunakan mesin.
Menurutnya, mesin combine harvester untuk panen padi memiliki 3 fungsi sekaligus, yakni memotong, merontokkan, dan membersihkan gabah.
Mashuri menambahakan, hasil padi yang dipanen dengan menggunakan mesin combine juga meminimalisir jumlah gabah yang tertinggal di tangkai atau berceceran di lahan.
“Hasilnya lebih maksimal, karena semua bulir gabah bersih. Tidak ada yang ketinggalan di batang padi”, imbuhnya.
Sayangnya, untuk menyewa mesin combine harvester petani harus antri karena tidak semua petani memiliki mesin tersebut.
“Di sini hanya ada dua. Jadi petani harus menunggu giliran untuk sewa,” pungkasnya.(red)