PAMEKASAN, detikkota.com – Merintis bisnis bukanlah perkara yang mudah. Namun, dibutuhkan tekad yang kuat, usaha keras, serta kemauan untuk terus belajar. Seperti yang dialami Fathan (45), warga Dusun Salatreh, Desa Plakpak, Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan Madura, Jawa Timur.
Fathan, ditahun 2020 lalu sempat menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Brunei Darussalam dengan tujuan untuk meningkatkan taraf ekonominya. Namun, harapannya itu kandas dan ia hanya bisa bertahan setengah tahun lantaran adanya pandemi Covid-19.
“Awal mulanya saya merantau, jadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Brunei Darussalam, yaitu sekitar bulan Januari 2020. Itu ada covid-19 kan, makanya balik ke kampung,” katanya, Sabtu (4/9/2021)
Kendati demikian, Fathan masih optimis. Ia mencoba mencari peluang-peluang bisnis, hingga akhirnya berinisiatif untuk melakukan bisnis budidaya jahe merah. Saat itu, modal awal yang dikeluarkannya sebesar Rp. 16 juta.
Walaupun di awal-awal merintis Fathan belum merasakan omzet yang besar dari penjualannya, namun ia tetap konsisten dengan usahanya. Bahkan, Ia mulai berinovasi dengan membuat jamu tradisional dari jahe merah itu sendiri.
Fathan tidak menyangka, produk jahe merahnya ternyata semakin diminati masyarakat. Kini, omzet yang didapat dari penjualannya di masa pandemi covid-19 terus mengalami peningkatan, yakni mencapai Rp. 10 juta perhari.
“Pembelinya banyak yang diluar kota, kemarin saya kirim ke Sleman, ada juga yang ke luar negeri. Kalau daerah yang ada di Indonesia ini sudah banyak lah, apalagi daerah lokal sini, sudah banyak yang beli,” sebutnya
Tak hanya sampai disitu, dengan semangatnya melakukan bisnis jahe merah, di tahun 2020-2021, lahan pertaniannya juga tidak hanya berada di Pamekasan, melainkan juga terdapat di seluruh wilayah Madura, seperti Sumenep, Sampang, dan Bangkalan. Total bibit yang ditanamnya mencapai 148 ribu. Sedangkan para pekerjanya berjumlah 40 orang lebih. (Fauzi)