PAMEKASAN, detikkota.com – Sejumlah mahasiswa dan pengurus organisasi mahasiswa (Ormawa) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura diduga diintimidasi dan diteror pejabat rektorat usai melakukan aksi demontrasi, Kamis (22/7) lalu.
Syaiful Bahri, Presiden Mahasiswa IAIN Madura mengatakan, dalam aksi sebelumnya, mahasiswa memprotes kebijakan kampus, diantaranya terkait Surat Edaran (SE) tentang ketentuan sistem pembayaran UKT program sarjana dan SPP program semester gasal Nomor: B-1137/In.38/R/PP.00.9/07/2021. Kebijakan itu dinilai tidak memihak kepada mahasiswa dimasa pandemi COVID-19 saat ini.
Selain itu, aksi protes juga dilakukan lantaran pemberian fasilitas terhadap mahasiswa seperti pemberian kuota internet diduga terdapat kejanggalan, dalam penyalurannya disebutkan tidak merata secara utuh terhadap seluruh mahasiswa. Sementara disisi lain, sistem pembelajaran secara jarak jauh (daring) juga dinilai amburadul karena tidak ada petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis.
Lanjut Syaiful, intimidasi dan teror yang diduga dilakukan pejabat rektorat yaitu untuk menyetop aksi demontrasi lanjutan mahasiswa. Modusnya berlabel kode etik, yakni terkait pembakaran ban dan sejumlah pengrusakan fasilitas lainnya di lingkungan kampus.
“Banyak intimidasi terkait kebebasan berpendapat di kampus IAIN Madura, yaitu mahasiswa bidikmisi akan dicabut beasiswa nya. Bagi mahasiswa yang ikut aksi diteror dan bahkan diancam di Droup Out (DO). Sehingga temen-temen sepakat untuk menduduki kampus karena hal itu (intimidasi, teror, red) sudah menyalahkan wewenang kekuasaan,” beber Syaiful saat dikonfirmasi, Jum’at (30/7/2021)
Terpisah, Mohammad Kosim selaku Rektor IAIN Madura membantah bahwa pihaknya melakukan intimidasi dan teror kepada mahasiswa. Menurutnya intimidasi dan teror tidak ada. Ia mengaku hanya mengirim surat tembusan kepada orang tua mahasiswa untuk melakukan pemanggilan terhadap anaknya dalam rangka pembinaan.
“Kita undang mereka untuk menjadi saksi saja. Jadi, kalau tidak ada masalah kenapa tidak mau hadir?. Jadi, tidak pernah ada intimidasi, kita hanya mengundang mereka untuk dimintai keterangan,” kelitnya. (Fauzi)