SUMENEP, detikkota.com – Untuk meningkatkan pertumbuhan produktifitas dan meningkatkan kesejahteraan petani, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Salurkan bantuan Pupuk dan bibit Gratis Bagi Petani.
Bantuan tersebut, bersumber melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2022, yang penyalurannya direncanakan mulai akhir November ini kepada petani di sejumlah kecamatan.
“Kami memprogramkan bantuan pupuk dan bibit gratis sebagai bentuk kepedulian kepada para petani dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Sumenep,” kata Bupati Sumenep, Sabtu (26/11/2022).
Bupati Fauzi berharap, dari bantuan ini dapat meningkatkan kesejahteraan para petani, dan bisa mengurangi biaya produksi petani, sehingga nantinya mampu untuk menambah penghasilannya di musim panen.
“Yang jelas, Pemerintah Daerah sudah hadir kembali untuk memberikan bantuan pupuk dan bibit pertanian secara gratis, salah satunya untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, karena sebelumnya juga membantu pupuk gratis kepada petani,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep, Arif Firmanto menyampaikan, bantuan pupuk dan bibit pertanian gratis yang dialokasikan dari APBD 2022 jumlah totalnya sebanyak 47 ton kepada sejumlah petani yang kelompok taninya masuk dalam database di Simluhtan yang merupakan bantuan tahap pertama.
Sedangkan penyaluran bantuan tahap kedua berupa pupuk dan tahap ketiga bantuan bibit jagung dan pupuk menyusul pada musim tanam tahun ini.
Arif menuturkan, pada penyaluran pupuk dan bibit pertanian gratis kepada petani tahap pertama yaitu di lima Kecamatan baik daratan maupun kepulauan.
“Pada tahap pertama, penyaluran pupuk dan bibit pertanian gratis, yaitu di Kecamatan Arjasa, Batang-batang, Pragaan, Lenteng dan Kecamatan Sapeken,” ungkapnya.
Arif menjelaskan, para petani yang menerima bantuan pupuk gratis hendaknya memanfaatkannya dengan sebaik-baik.
“Penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus bisa membuat tanah mengeras dan kehilangan porositasnya, akibat penggunaan pupuk meningkatkan kadar asam dalam tanah,” jelasnya.
Oleh karena itu, Arif Firmanto Berharap, para petani untuk mengantisipasi keterbatasan alokasi pupuk bersubsidi, supaya kreatif dan mandiri, dengan membuat pupuk organik cair dan non cair atau dengan penggunaan biosaka.
“Kami Berharap, Penggunaan pupuk organik harus digalakkan untuk keberlanjutan pertanian, khususnya ketahanan pangan, karena menjaga kesuburan tanah termasuk manfaat lainnya guna mempertahankan kualitas tanaman dan menurunkan biaya produksi,” tukasnya. (Md/red)