Pemkot Surabaya Tegaskan Komitmen Lindungi Tenaga Medis Pasca Kasus Kekerasan

Rabu, 27 Agustus 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SURABAYA, detikkota.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memastikan komitmennya untuk memberikan perlindungan penuh kepada tenaga medis, khususnya para dokter. Hal ini ditegaskan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, usai kasus kekerasan yang menimpa dr. Faradina Sulistiyani, SpB, M.Ked.Klin, FInaCS, di RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) pada Jumat (25/4/2025).

Dalam insiden tersebut, dr. Faradina mengalami luka di bagian kepala serta memar di punggung akibat kekerasan benda tumpul yang dilakukan pasien.

“Sejak kejadian pertama itu terjadi, saya minta kasus ini harus dilaporkan dan diproses hukum. Tidak boleh ada perdamaian, karena pemerintah harus menjaga dan melindungi dokter,” tegas Eri Cahyadi, Selasa (26/8/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia menekankan, para dokter memiliki peran penting dalam menyelamatkan nyawa masyarakat, sehingga pemkot memberikan pendampingan hukum kepada dr. Faradina hingga tuntas di pengadilan. “Kami tidak ingin para dokter merasa tidak nyaman dalam bekerja,” ujarnya.

Eri juga menegaskan, perlindungan tidak hanya berlaku bagi dokter di rumah sakit pemerintah, melainkan juga di rumah sakit swasta. Ia mencontohkan saat pandemi Covid-19, pemkot turut memberikan perlindungan hukum kepada seorang dokter rumah sakit swasta yang dilaporkan pasien.

“Dokter di rumah sakit swasta pun tetap kami lindungi, karena mereka juga menjalankan tugas mulia,” tambahnya.

Sementara itu, dr. Faradina menjelaskan kondisi pasien yang melakukan tindakan kekerasan. Menurutnya, pasien tersebut telah dinyatakan sembuh dari penyakit utamanya sejak dua tahun lalu, sedangkan keluhan lain yang muncul merupakan bagian dari penyakit berbeda.

“Sudah kami jelaskan dengan detail, termasuk mengarahkan pasien ke bagian terkait. Keluhan nyeri di punggung itu neuropatik, biasa dialami penderita diabetes. Karena luka operasi sudah sembuh, maka tindak lanjutnya bukan pada saya lagi,” jelasnya.

Ia menambahkan, kemungkinan pasien tetap berharap ditangani langsung olehnya karena merupakan dokter yang menangani operasi. Namun, sesuai kompetensi, ia telah mengarahkan pasien ke spesialis lain yang sesuai.

Berita Terkait

Bupati Fauzi Dorong Penghijauan Berkelanjutan, 1.300 Bibit Pohon Ditanam
Peringatan Hari AIDS Sedunia, Dinkes Tekankan Komitmen 3 Zero 2030
Maraknya Rokok Ilegal hingga Ponsel Terblokir Dibedah di Podcast Bromo FM
Akang Sunan Nilai Dugaan Penjebolan Waduk PT Garam Ancam Ketahanan Pangan Empat Desa
PPT PPA Lumajang Tegaskan Pentingnya Perlindungan Kelompok Rentan dalam Pemulihan Psikologis Penyintas Erupsi Semeru
Pengurus Rayon dan Anggota Baru Pagar Nusa Kota Sumenep Resmi Dilantik
Wabup Lumajang Tegaskan Peran Kader Posyandu dalam Upaya Penurunan Stunting
Ranu Sentong Jadi Pusat Gelaran Penganugerahan Kampung Wisata 2025 dan Launching Aplikasi Jelita

Berita Terkait

Selasa, 2 Desember 2025 - 15:05 WIB

Bupati Fauzi Dorong Penghijauan Berkelanjutan, 1.300 Bibit Pohon Ditanam

Senin, 1 Desember 2025 - 19:07 WIB

Peringatan Hari AIDS Sedunia, Dinkes Tekankan Komitmen 3 Zero 2030

Senin, 1 Desember 2025 - 18:34 WIB

Maraknya Rokok Ilegal hingga Ponsel Terblokir Dibedah di Podcast Bromo FM

Senin, 1 Desember 2025 - 10:11 WIB

Akang Sunan Nilai Dugaan Penjebolan Waduk PT Garam Ancam Ketahanan Pangan Empat Desa

Senin, 1 Desember 2025 - 10:08 WIB

PPT PPA Lumajang Tegaskan Pentingnya Perlindungan Kelompok Rentan dalam Pemulihan Psikologis Penyintas Erupsi Semeru

Berita Terbaru