PMII Unija Gelar Demonstrasi, Bertajuk Evaluasi Kinerja Fauzi-Eva

PMII Komisariat Universitas Wiraraja Sumenep, saat menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Pemkab Sumenep

SUMENEP, detikkota.com – Dalam rentang waktu seminggu terakhir eskalasi protes mahasiwa dari berbagai entitas gerakan terhadap, satu tahun pertama kepemimpinan Bupati Achmad Fauzi dan Wakil Bupati Nyai Hj Dewi Khalifah terus meningkat

Protes mahasiswa ini masih berkutata pada seputar evaluasi kinerja Fauzi-Eva yang hampir satu tahun memegang tampuk kepemimpinan tertinggi di Kabupaten Sumenep. Pada pembuka awal bulan November 2021 ini, mahasiwa kembali menggelar demonstrasi bertajuk evaluasi kinerja Fauzi-Eva

Kali ini aksi dilakukan oleh puluhan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Wiraraja (Unija) Senin (1/11/2021). Mahasiswa menilai dibawah nahkoda Fauzi-Eva, masih banyak persoalan fundamental rakyat yang belum terselesaikan. Mulai dari masih tingginya kemiskinan hingga masih banyaknya pengangguran

“Faktanya kemiskinan masih belum teratasi, terbukti 8,25 ribu jiwa penduduk Sumenep masih miskin, sementara garis kemiskinan sebesar Rp. 382.491 perkapita per bulan. Hal ini jelas menandakan ketidakmampuan pemerintah mengatasinya,” ujar Korlap aksi Safid Ahmadi

Padahal, penentasan kemiskinan dan mengurangi angka pengangguran merupakan janji politik Fauzi-Eva saat kampanye. Selain itu, mahasiswa yang juga sekaligus Ketua Komisariat PMII Unija ini juga menyinggung terkait maraknya investor asing yang diduga hanya menjadi biang kerok terjadinya banjir di Kota Sumenep.

“Banyak investor nakal yang bangun perhotelan dengan bebasnya masuk ke Sumenep. Hal ini menandakan pemerintah tidak memperhatikan masyarakat Sumenep dan persoalan yang sangat krusial yakni masalah banjir,” ungkapnya lagi.

Untuk itu, mahasiswa menuntut Pemkab Sumenep untuk menolak investor nakal yang mulai mengeksploitasi kekayaan alam Sumenep. Dan tangani banjir dengan serius dengan memperhatikan infrastruktur dan tata ruang.

Aksi yang disambut dengan kawat berduri melintang disepanjang kantor Bupati Sumenep dan dijaga ketat oleh aparat kepolisian, mereka tetap meneriakkan tuntutannya meski tak ditemui orang nomor satu di Kabupaten Sumenep itu.

Bahkan mereka meneriakkan agar hukum ditegakkan seadil-adilnya, tangkap tiga tersangka kasus Dinkes dan keempat tuntaskan kemiskinan dan pengangguran.

“Salah satunya yaitu kasus korupsi gedung dinkes yang hingga hari ini belum ada kejelasan dan membiarkan 3 tersangka tetap berkeliaran,” pungkasnya. (TH)