PAMEKASAN, detikkota.com — Produksi garam rakyat di Kabupaten Pamekasan tahun ini mengalami penurunan tajam dibandingkan dua tahun sebelumnya. Hingga akhir September 2025, produksi baru mencapai 19.308,30 ton, jauh di bawah capaian tahun 2024 sebesar 119.709,80 ton, dan tahun 2023 yang mencapai 124.407 ton.
Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Perikanan Pamekasan, Luthfie Asy’ari, menyebut kondisi cuaca yang tidak menentu menjadi faktor utama turunnya produksi garam. Selain itu, penggunaan teknologi geomembran oleh para petambak dinilai masih belum optimal.
“Produksi garam sangat bergantung pada intensitas sinar matahari. Tahun ini musim kemarau lebih pendek dan tidak stabil, sehingga berdampak langsung pada hasil panen,” ujar Luthfie, Selasa (7/10/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Meski demikian, ia tetap optimistis produksi garam masih bisa meningkat hingga akhir tahun. Saat ini, para petambak di 15 wilayah penghasil garam masih berproduksi, dengan tiga desa tercatat sebagai penyumbang terbesar.
“Desa Lembung menghasilkan sekitar 4.918 ton, Desa Bunder 2.846 ton, dan Desa Tanjung 2.275 ton. Mereka masih aktif berproduksi dan diharapkan dapat membantu meningkatkan total produksi tahun ini,” jelasnya.
Sebagai langkah peningkatan, Dinas Perikanan Pamekasan terus melakukan pembinaan dan pendampingan bagi petambak, termasuk dalam penggunaan teknologi geomembran dan manajemen air laut agar produksi lebih efisien.
“Kami rutin memberikan pendampingan agar petambak bisa beradaptasi dengan kondisi cuaca. Harapannya, meski musim kemarau tahun ini singkat, kualitas dan kuantitas garam tetap bisa terjaga,” pungkasnya.
Penulis : Red
Editor : Red
Sumber Berita: Karimata