Sinkronisasi Data Identitas Tunggal Penting untuk Program Pemerintah dan Memudahkan Penerima Manfaat

Jumat, 23 Oktober 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, detikkota.com – Indonesia adalah negara besar dengan 267 juta penduduk dan sekarang telah memiliki data identitas tunggal (single data ID) yang mencakup rekam retina, sidik jari dan pemindaian wajah untuk KTP elektronik yang telah digunakan hampir 99% dari pemilik KTP.

Penggunaan teknologi, bagaimana akan membangun sistem, siapa yang akan mengelolanya juga menjadi masalah pada awalnya, sehingga untuk ide perpajakan memiliki single ID tidak dapat dioperasikan dengan penggunaan kartu identitas sebelum teknologi diterapkan.

Bahkan identitas untuk Bea Cukai berbeda, untuk orang yang menerima perlindungan sosial atau pendamping sosial juga akan berbeda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Dengan satu ID digital biometrik ini yang akan kita coba sekarang untuk sinkronisasi dan bahkan memakai sistem untuk menggunakan satu ID tunggal yang paling penting misalnya seperti pada sistem pajak sekarang dengan tidak sesekali meminta identitas orang bukan NPWP tetapi ID pribadi mereka akan ada, yang kemudian dapat dikalibrasi ulang sehingga muncul data yang konsisten. Proses ini sekarang sedang berlangsung,” ungkap Menkeu.

Hal tersebut disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati ketika menjadi pembicara dalam forum diskusi bertema “Inclusive Digital ID for a Resilient Recovery from Covid-19” yang merupakan bagian dari rangkaian World Bank IMF Annual Meeting 2020 melalui video conference pada Rabu (21/10).

undefined

Menkeu menilai bahwa penggunaan single data ID itu penting karena dapat berpengaruh kepada tidak harus mengalokasikan anggaran untuk membeli infrastruktur perangkat keras yang baru untuk setiap instansi merekam data pengguna sendiri-sendiri, lalu mengembangkan sistem dan belum jika terjadi resiko data tidak konsisten dan tidak dapat disinkronkan, sehingga single data ID tidak hanya akan sangat efisien tetapi juga dapat menciptakan banyak kemudahan ke depan.

Maka bagi suatu negara, syarat mutlak untuk memiliki sistem single data ID ini dapat menjadi landasan bagi semua program dan kebijakan pemerintah menuju ke arah yang semakin baik.

“Mungkin membutuhkan investasi besar pada awalnya tetapi itu layak dilakukan karena kemudian Anda akan menghindari banyak pengisisan formulir data berulang yang terkadang tidak efisien untuk sistem serta sistem yang tidak kompatibel satu sama lain.

Apa untungnya buat kita sekarang? misalnya sekarang punya target untuk Indonesia, ketika kita akan menargetkan 20% populasi terbawah untuk menerima bantuan perlindungan sosial, maka dengan single ID Anda akan dapat mengidentifikasi mereka dengan nama, alamat kemudian nomor rekening,” jelasnya.

Pemerintah juga berupaya memperbaiki pemberian pelayanan kesehatan khususnya untuk pelayanan kesehatan dasar dimana saat ini juga masih banyak persoalan dari sistem database ini dimana Data Pelayanan Kesehatan Primer di Indonesia yang disimpan secara individual di masing-masing pelayanan kesehatan primer ini belum terkonsolidasi dan itulah mengapa sekarang negara memiliki kita sekarang memiliki sistem jaminan kesehatan universal yang dimaksudkan untuk mengatasi masalah pendataan.

“Jadi ini untuk menunjukkan bahwa jika Anda memiliki begitu banyak data yang berbeda-beda pada setiap instansi, dengan single data ID anda akan mendapatkan manfaat terbaik atau maksimum dari sistem ini. Jadi itu adalah salah satu bagian terpenting,” tutup Menkeu. (Dw.A/Red)

Berita Terkait

Bupati Fauzi Pastikan Penanganan Cepat Korban Gempa di Kepulauan
Update Dampak Gempa: 132 Rumah Rusak, 6 Korban Luka di Sumenep
Presiden Prabowo Resmikan 26 Ribu KPR FLPP, Targetkan 3 Juta Rumah
Presiden Prabowo Gelar Rapat Kabinet Bahas Program Prioritas Pemerintah
Anggota Polres Sumenep Naik Pangkat, Kapolres Tekankan Disiplin dan Kinerja
Ketika Seragam Gratis Menjadi Luka Bagi UMKM
Pemkot Surabaya Raih Anugerah Humas Indonesia sebagai Institusi Publik Terpopuler di Media Sosial
Bupati Banyuwangi Tinjau Korban Gempa 5,7 Magnitudo di Wongsorejo

Berita Terkait

Rabu, 1 Oktober 2025 - 14:45 WIB

Bupati Fauzi Pastikan Penanganan Cepat Korban Gempa di Kepulauan

Rabu, 1 Oktober 2025 - 14:44 WIB

Update Dampak Gempa: 132 Rumah Rusak, 6 Korban Luka di Sumenep

Selasa, 30 September 2025 - 09:32 WIB

Presiden Prabowo Resmikan 26 Ribu KPR FLPP, Targetkan 3 Juta Rumah

Senin, 29 September 2025 - 10:21 WIB

Presiden Prabowo Gelar Rapat Kabinet Bahas Program Prioritas Pemerintah

Senin, 29 September 2025 - 09:33 WIB

Anggota Polres Sumenep Naik Pangkat, Kapolres Tekankan Disiplin dan Kinerja

Berita Terbaru