SUMENEP, detikkota.com – Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep mencatat lonjakan signifikan kasus campak sepanjang tahun 2025. Hingga pekan pertama Agustus, tercatat 1.534 kasus tersebar di berbagai wilayah.
Data tersebut dihimpun dari 30 Puskesmas dan empat rumah sakit rujukan utama, yakni RSUD dr. H. Moh. Anwar, RS Islam Garam Kalianget, RS Sumekar, dan RS Esto Ebhu.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes P2KB Sumenep, Samsuri, mengungkapkan bahwa situasi ini menjadi perhatian serius karena campak termasuk penyakit infeksi virus yang sangat menular dan berisiko menimbulkan komplikasi serius, terutama pada anak-anak.
“Kasus terus meningkat dari bulan ke bulan. Ini menunjukkan adanya penularan aktif di masyarakat,” kata Samsuri.
Sebagian besar kasus ditemukan pada anak-anak yang belum menerima imunisasi campak-rubella secara lengkap. Namun, remaja dan dewasa muda juga tidak luput, terutama mereka yang belum tuntas imunisasinya atau memiliki daya tahan tubuh rendah.
Menanggapi kondisi tersebut, Dinkes P2KB telah mengaktifkan langkah-langkah strategis seperti pelacakan kasus (tracing), penguatan surveilans, serta kampanye imunisasi ulang di wilayah-wilayah rawan.
Selain itu, kerja sama lintas sektor digencarkan, melibatkan tokoh masyarakat dan lembaga pendidikan guna memperluas edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya imunisasi.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Keterlibatan orang tua dan semua elemen masyarakat sangat diperlukan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut,” ujar Samsuri.
Dinkes juga menginstruksikan seluruh fasilitas layanan kesehatan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam mengenali dan menangani gejala campak seperti demam tinggi, ruam kulit, batuk, pilek, serta mata merah.
“Jangan tunda pengobatan jika muncul gejala. Campak bisa memicu komplikasi serius seperti pneumonia, diare berat, hingga radang otak,” tambahnya.
Upaya penekanan kasus ditargetkan berlangsung intensif selama dua bulan ke depan, dengan peningkatan cakupan vaksinasi dan sistem pelaporan dari seluruh fasilitas kesehatan.
Pemerintah Kabupaten Sumenep mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, segera memeriksakan diri jika bergejala, dan memastikan imunisasi anak-anak terlaksana secara lengkap.
“Deteksi dini, vaksinasi lengkap, dan gotong royong masyarakat menjadi kunci pencegahan campak. Satu anak tidak divaksin bisa menularkan penyakit ke seluruh lingkungan,” tegas Samsuri.