SUMENEP, detikkota.com– Sejumlah pemuda yang mengatas namakan Majelis Pemuda Revolusioner (MPR). Menggelar demonstrasi di depan kantor Pemerintah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur
Kedatangan mereka, untuk menuntut pemerintah setempat segera mengambil langkah kebijakan yang berpihak kepada petani tembakau dengan menstabilitalkan harga tembakau di pasaran
“MPR Madura Raya menuntu kepada Bupati Sumenep, untuk menstabilkan harga tembakau,” kata Korlap aksi Andi Firdaus. Rabu (18/08)
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Saat ini kata Firadus, harga hasil produksi tembakau milik petani hanya berkisar 17 hingga 30 ribu rupiah. Akibatnya, mayoritas petani tembakau di kabupaten ujung timur Pulau Madura tersebut mengalami kerugian
Lebih lanjut ia mengatakan, harusnya Pemkab setempat lebih memperhatikan petani tembakau ditengah situasi sulitnya ekonomi akibat pandemi Covid-19. Sebab mayoritas masyarakat di Kabupaten Sumenep pemunuhan ekonominya bergantung kepada sektor pertanian khususnya tembakau
Hal ini kata dia, bisa menjadi momentum untuk pemulihan ekonomi yang luluh lantah akibat bencana non alam pandemi Covid-19
“Petani tembakau kita sedang menjerit dan menangis, berharap ada keajaiban, harga tembakau kita,” ujarnya
Selain itu, pihaknya juga menuntut Pemkab Sumenep melakukan penindakan terhadap pabrik-pabrik nakal yang selama ini mengatur harga tembakau di pasaran. Merevisi Perda Nomor 6 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan pembelian dan pengusaha tembakau
Ia mengingatkan, jangan sampai publik memiliki keraguan terhadap jargon dan janji politik Bupati Sumenep ketika penderitaan yang dialami oleh petani tembakau diabaikan
“Patut kita menjadi ragu dengan slogan “Bismilah Melayani” yang menjadi ajimat Bupati saat kampanye Pilkada 2020 kemarin,” tandasnya
Jika tuntutan nya diatas tidak dipenuhi. Mereka mengancam akan kembali melakukan mobilisasi massa untuk demonstrasi, “Jika tuntutan kita tidak cepat didengakan, maka kami berjanji akan melakukan aksi Unjuk Rasa ke Bupati setiap sepekan sekali,” ancamnya
Berdasarkan pantauan dilapangan aksi yang berlangsung damai sejak jam 10.00 Wib ini, sempat terjadi cek-cok dengan petugas keamanan ketika perwakilan Pemerintah Sumenep datang menemui massa aksi. Namun, mereka menolaknya dengan alasan ingin Bupati Sumenep Achmad Fauzi langsung yang menemui mereka.
Beruntung gesekan ini tidak berujung adu fisik. Setelah perwakilan pemerintah kembali memasuki pagar Kantor Pemerintah Kabupaten Sumenep, tanpa mengeluarkan pernyataam apapun. (TH)