Penerima BLT UMKM di Sumenep Mengaku Dipotong Hingga Rp 600 Ribu

Foto Ilustrasi

SUMENEP, detikkota.com – Penerima Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro (BPUM) atau bantuan langsung tunai (BLT) UMKM di Desa Talango Kecamatan Talango Kabupaten Sumenep, Jawa Timur mengaku dipotong oleh pihak yang disebut Kordinator Lapangan (Korlap) hingga Rp 600 ribu

Padahal bantuan senilai Rp 1,2 juta yang dialokasikan oleh Pemerintah Pusat ditujukan untuk membantu para pelaku UMKM yang terdampak pandemi Covid-19. Berdasarkan keterangan dari salah satu keluarga korban yang dihimpun oleh detikkota.com. Korlap melakukan pemotongan setalah dana bantuan ditransfer ke rekening penerima atau pencairan dengan cara mengumpulkan para korban di rumah salah seorang Korlap.

Banner

Oknum pelaku berdalih bahwa pemotongan tersebut, merupakan biaya administrasi yang harus dikeluarkan oleh para korban.

“Uang pemotongan tersebut ada yang diserahkan langsung dan ada pula yang panggil dikumpulkan di rumah korlap,” ujar salah satu keluarga penerima bantuan tersebut saat dikonfirmasi detikkota.com, Senin (10/01/2022)

Informasi sementara yang diterima media ini, di Desa Talango, Kecamatan Talango, ada 4 orang yang diduga kuat menjadi korban pemotongan bantuan dari program yang digagas oleh Presiden RI Joko Widodo.

“Sementara di warga daerah RT sini masih ada 4 orang mas, mereka masing-masing berinisial M, AS, MD dan AM. Yang bantuan sosial ketiganya diduga dipotong senilai kurang lebih Rp.550 ribu hingga 600 ribu,” ungkapnya.

Diakuinya, awalnya para korban memang agak takut menyampaikan kepada publik soal dugaan pemotongan bantuan sosial itu. Alasannya bermacam-macam, ada yang sungkan hingga takut diintimidasi.

“Terutama oleh oknum yang mengkoordinir pemotongan tersebut agar bisa direalisasi dengan berdalih potongan administrasi, dan juga untuk mendapatkan bantuan yang lebih besar lagi dan juga untuk membuka blokir rekening penerima fee Bank nya begitu,” tuturnya.

Oknum pemotongan BPUM menjelaskan kepada pihak korban pada saat mendatangi rumah korban, apabila korban tidak bisa memberikan uang Rp.400.000, pihaknya menegaskan tidak akan bisa cair bantuan tersebut.

“Saya ke sini menjalankan suatu amanah apa yang disampaikan saya sampaikan. Ini kalau gak ada yang buka gak bisa,” jelasnya.

Salah satu korban yang lainnya pada pemotongan Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro (BPUM) juga menyampaikan, pihaknya membenarkan dan mengaku usai mencairkan bantuan tersebut dari Bank BRI ada salah satu oknum meminta uang sebesar Rp.200.000 entah itu untuk apa, pihaknya kurang tahu. Selang berapa hari datang lagi oknum itu bersama dengan orang lain kerumahnya meminta lagi uang Rp.400.000 dengan alasan membuka blokir rekening milik si penerima.

“Dia minta uang Rp.400.000 untuk membuka blokir di Bank BRI, awalnya ibu RT minta Rp.200.000. Padahal itu tidak pemblokiran Mas, dan itu langsung masuk ke rekening, yang mendapatkan bantuan ini ngurus sendiri dan ngambil sendiri ke Bank BRI,” jelas MH (inisial) saat ditemui Awak Media di rumahnya, Sabtu (08/01/2022).

MH menuturkan, usai melakukan penarikan uang oleh oknum itu, korban mencoba untuk meminta uang yang telah dipotong oleh salah satu oknum tersebut. Akan tetapi oknum itu beralibi uangnya sudah dikirim ke Surabaya.

“Kemarin sempat diminta kembali uangnya, tapi alasannya uangnya sudah dikirim ke Surabaya entah ke siapa di surabaya saya tidak tau mas. Itu informasinya dari oknum yang namanya YT (inisial), kalau ibu RT nya apa kata YT(inisial) semua,” jelasnya

Sementara itu secara terpisah BPD Desa Talango, yang tidak mau disebut namanya, membenarkan atas kejadian ini, Informasi yang didapat dari warga, bahwa dugaan pemotongan bantuan sosial itu dilakukan oleh oknum yang berinisial (YT, MR, dan ET)

“Informasi sementara yang kita dengar memang ada. Tapi belum ada yang berani melaporkan kepada kami secara gamblang, jadi kalau informasi ini memang benar terjadi kami arahkan kepada korban untuk melaporkan hal ini kepada penegak hukum,” katanya.

Hal senada juga disampaikan Kepala Desa Talango, Adnan yang membenarkan pemotongan BLT UMKM di desanya. Bahkan, pihaknya mengaku sempat memanggil oknum tersebut untuk tidak melakukan pemotongan atau pungli pada bantuan itu.

“Iya memang benar mas, dan Saya sempat memanggil oknum itu agar tidak melakukan pemotongan,” paparnya.

Disoal terkait besaran pemotongan bantuan ini, Adnan merasa kaget, karena pihaknya tidak mengetahui secara detail mengenai besaran pemotongan.

“Awalnya yang saya ketahui itu dipotong 150 ada yang 200 ribu saja Mas, dan saya langsung melakukan pemanggilan, ini malah bukan dikembalikan setelah saya panggil, berarti masih nambah lagi ini atau minta minta uang lagi ke penerima,” jelas kades Adnan.

“Coba sampean datengin oknum tersebut mas, yang paling lucunya mas, ini malah saya dengar, bantuan ini bukan bantuan dari pemerintah, tapi dari salah satu bantuan partai Politik terbesar di Kabupaten Sumenep,” tandasnya. (TH)

title="banner"
Banner