Petani Sumenep Dinilai Miskin karena Pilihan Hidup, Bukan Finansial

Jumat, 15 Agustus 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUMENEP, detikkota.com – Isu kemiskinan di Kabupaten Sumenep kembali menjadi sorotan publik. Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), Sumenep menempati posisi ketiga terbawah di Jawa Timur dalam tingkat kemiskinan. Dari hasil pencacahan BPS, kelompok petani tercatat sebagai penyumbang angka kemiskinan tertinggi di daerah ini.

Temuan itu dibenarkan oleh Inyoman Sudirman, seorang pemuda tani asal Kepulauan Sapeken, Pulau Saebus. Ia menilai survei dan metode BPS sudah tepat dan sulit dibantah.

“Petugas BPS saat pendataan menanyakan hal-hal detail seperti seminggu makan apa, lauknya apa, lantainya pakai keramik atau tidak, sebulan berapa kali beli baju, tidur di kasur atau di lantai. Petani akan menjawab sesuai kebiasaannya,” ujarnya, Jumat (15/08).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Nyoman menjelaskan, kebanyakan petani terbiasa makan sederhana, misalnya hanya tahu, tempe, atau ikan kering yang sekadar dibubuhi garam. Mereka juga cenderung tidak membeli sepeda motor mahal atau mobil, dan memilih rumah sederhana yang sekadar melindungi dari panas. Banyak pula yang lebih nyaman tidur di lantai.

“Bukan berarti mereka tidak punya uang, tapi itu memang pilihan hidup. Kalau soal harta dan tabungan, saya yakin banyak petani yang lebih kaya daripada orang yang sering makan atau ngopi di kafe,” ungkapnya.

Ia memberi contoh di daerah Batang-batang, ada warga yang terbiasa tidur di pasir. “Jangan dikira mereka tidak mampu beli kasur, mereka punya banyak uang. Hanya saja, kebiasaan itu sudah mendarah daging,” tambahnya.

Menurut Nyoman, citra petani yang terkesan miskin lebih disebabkan pola pikir (mindset) hidup sederhana. Bahkan, sebagian lebih memilih berangkat umrah sekeluarga ketimbang membeli mobil.

Meski begitu, ia melihat perubahan positif dalam beberapa tahun terakhir. “Sekarang kalau kita ke desa-desa, sudah banyak rumah mewah, petani punya mobil, motor bagus. Ini menunjukkan ada tren baik keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan petani,” tegasnya.

Berita Terkait

BPBD dan Pemkab Sumenep Lakukan Asesmen Pascagempa di Pulau Sapudi
BPS: Angka Kemiskinan Surabaya Turun Jadi 105 Ribu Jiwa per Maret 2025
Proyek CV Bisma Citra Persada di Gang Beringin Purwakarta Diduga Asal-Asalan, Warga Desak Evaluasi
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Banyuwangi Teguhkan Semangat Persatuan
Bupati Purwakarta Tegur Kades Depok Soal Jalan Militer yang Dipenuhi Rumput Liar
Kapolres Rivanda Dorong Kolaborasi Jaga Kondusivitas di Kecamatan Kota
Candida Ardelle dan Luluk Tumintah Menangi Lomba Desain Motif Batik Probolinggo 2025
Kabid DPUTR Sidak Proyek Jalan Benteng–Cirangkong, Temukan Bekisting dari Kayu Bekas

Berita Terkait

Kamis, 2 Oktober 2025 - 13:17 WIB

BPBD dan Pemkab Sumenep Lakukan Asesmen Pascagempa di Pulau Sapudi

Kamis, 2 Oktober 2025 - 11:46 WIB

BPS: Angka Kemiskinan Surabaya Turun Jadi 105 Ribu Jiwa per Maret 2025

Kamis, 2 Oktober 2025 - 03:55 WIB

Proyek CV Bisma Citra Persada di Gang Beringin Purwakarta Diduga Asal-Asalan, Warga Desak Evaluasi

Rabu, 1 Oktober 2025 - 11:08 WIB

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Banyuwangi Teguhkan Semangat Persatuan

Rabu, 1 Oktober 2025 - 10:08 WIB

Bupati Purwakarta Tegur Kades Depok Soal Jalan Militer yang Dipenuhi Rumput Liar

Berita Terbaru