Dekranasda Surabaya dan Desainer Gita Orlin Tampilkan Batik Surabaya di Ajang Modest Fashion Internasional

Kamis, 2 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketua Dekranasda Kota Surabaya, Rini Indriyani, bersama desainer Gita Orlin saat memperkenalkan koleksi Batik Surabaya untuk in2motionfest 2025.

Ketua Dekranasda Kota Surabaya, Rini Indriyani, bersama desainer Gita Orlin saat memperkenalkan koleksi Batik Surabaya untuk in2motionfest 2025.

SURABAYA, detikkota.com – Pemerintah Kota Surabaya melalui Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) bekerja sama dengan desainer Gita Orlin akan menampilkan koleksi Batik Surabaya dalam Indonesia International Modest Fashion Festival (in2motionfest) 2025. Ajang internasional itu digelar 8–12 Oktober 2025 di JIEXPO Convention Center & Theater, Jakarta.

Kolaborasi ini mengusung tema “Culture Highclere” dengan menghadirkan 10 busana yang memadukan motif batik khas Surabaya, seperti Bunga Bungur, Mangrove, dan Abhiboyo. Ketua Dekranasda Surabaya, Rini Indriyani, menyebut langkah ini sebagai upaya memperluas promosi batik daerah agar dikenal secara nasional maupun internasional.

“Kami ingin membuktikan bahwa Batik Surabaya bisa dipakai semua kalangan, tampil mewah, elegan, dan tetap relevan di berbagai era,” kata Rini Indriyani, Rabu (1/10/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Rini bahkan ikut menjadi model dalam sesi peragaan untuk menunjukkan fleksibilitas Batik Surabaya. Ia menilai kolaborasi dengan Gita Orlin sebelumnya sukses besar dengan produk yang langsung habis terjual.

Selain itu, setiap motif batik yang ditampilkan memiliki filosofi khas. Misalnya, motif Bunga Bungur melambangkan keterbukaan dan solidaritas warga Surabaya, motif Abhiboyo menggambarkan kejujuran dan keberanian, sedangkan motif Mangrove mencerminkan ketangguhan. Dekranasda juga memperkenalkan motif baru Kembang Setaman sebagai simbol harmoni budaya dan alam.

Sementara itu, Gita Orlin mengungkapkan koleksi kali ini terinspirasi gaya 1920-an atau Gatsby style. Ia menggabungkan batik dengan material mewah seperti velvet, lace chantilly, sifon silk, hingga organza. Koleksi tersebut hadir dalam berbagai siluet, mulai dari mermaid dress hingga blazer dan palazzo, dilengkapi detail payet, sulam tangan, serta Swarovski.

“Dengan desain ini, Batik Surabaya bisa diterima lebih luas, termasuk oleh generasi muda. Kami berharap karya ini nantinya juga bisa tampil di panggung internasional,” kata Gita Orlin.

Dekranasda Surabaya menegaskan bahwa kolaborasi ini juga mendukung UMKM batik lokal, dengan penggunaan kain batik dari para perajin setempat. Saat ini, Surabaya telah memiliki 12 motif batik yang dipatenkan sebagai identitas budaya Kota Pahlawan.

Penulis : Sur

Editor : Md

Berita Terkait

Kobaran Semangat dari Canteng Koneng: Menjaga Nyala Batik Sumenep
Festival Musik Tepi Sawah Banyuwangi Meriah, Hadirkan Letto dan Neo Jibles
Banyuwangi Jadi Tuan Rumah Olimpiade Matematika Gasing Nasional 2025
Lapangan Paberasan Riuh dengan Konkurs Perkutut, Bupati Sumenep: Tradisi, Silaturahmi, dan Ekonomi
Bupati Sumenep: MEC 2025 Jadi Ajang Pelestarian Budaya dan Penggerak Ekonomi Kreatif
Surabaya Jadi Kota Percontohan Proyek SETI Energi Berkelanjutan Indonesia-Jerman
Festival Adu Layangan Meriahkan HUT ke-80 RI di Desa Lenteng Barat
Aliya Sakina Gelar Pameran Tunggal “Cerita Panji” di Malang Creative Center

Berita Terkait

Kamis, 2 Oktober 2025 - 09:57 WIB

Kobaran Semangat dari Canteng Koneng: Menjaga Nyala Batik Sumenep

Kamis, 2 Oktober 2025 - 08:37 WIB

Dekranasda Surabaya dan Desainer Gita Orlin Tampilkan Batik Surabaya di Ajang Modest Fashion Internasional

Senin, 29 September 2025 - 10:09 WIB

Festival Musik Tepi Sawah Banyuwangi Meriah, Hadirkan Letto dan Neo Jibles

Selasa, 23 September 2025 - 23:46 WIB

Banyuwangi Jadi Tuan Rumah Olimpiade Matematika Gasing Nasional 2025

Minggu, 21 September 2025 - 12:41 WIB

Lapangan Paberasan Riuh dengan Konkurs Perkutut, Bupati Sumenep: Tradisi, Silaturahmi, dan Ekonomi

Berita Terbaru