SUMENEP, detikkota.com – Polemik distribusi pupuk bersubsidi di wilayah kepulauan Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, kembali menjadi sorotan. Petani di Kecamatan Sapeken mengeluhkan jalur penyaluran yang panjang, tidak efisien, dan tidak tepat sasaran, sehingga menambah beban biaya bagi mereka.
Tokoh muda asal Desa Saur Saebus, Inyoman Sudirman, mengungkapkan bahwa pada penyaluran tahun lalu, jatah pupuk untuk desanya hanya dikirim hingga Desa Sabuntan. Untuk mendapatkannya, petani harus menyeberangi laut dan menyewa perahu, meski biaya distribusi sudah tercantum dalam anggaran pemerintah kabupaten.
“Kalau memang ada anggaran kirim dari kabupaten, kenapa pupuk tidak langsung sampai ke pulau kami?” tegas Sudirman, Rabu (13/8).
Ia menjelaskan, hambatan distribusi ini membuat petani harus mengeluarkan ongkos ganda — biaya transportasi dari desa ke lokasi penebusan pupuk, ditambah ongkos laut yang nilainya bisa mencapai ratusan ribu rupiah per perjalanan. Kondisi ini dinilai merugikan, mengingat pupuk subsidi merupakan bantuan negara yang seharusnya memudahkan petani.
Sudirman memetakan empat persoalan utama yang menyebabkan penyaluran pupuk bersubsidi di kepulauan tidak berjalan efektif:
1. Data RDKK Tidak Akurat – Banyak petani tidak tercatat sebagai penerima, sementara pihak yang bukan petani justru terdaftar.
2. Lemahnya Pengawasan – Minimnya kontrol di lapangan membuat pupuk rentan diselewengkan.
3. Penyimpangan oleh Oknum – Ada praktik ilegal menjual pupuk subsidi di luar ketentuan.
4. Kurangnya Edukasi Petani – Minimnya sosialisasi membuat petani tidak memahami mekanisme penyaluran dan hak mereka.
Ia menegaskan, persoalan ini tidak hanya berdampak pada produktivitas lahan, tetapi juga pada keberlangsungan ketahanan pangan di daerah. “Pupuk adalah urat nadi pertanian. Jika akses petani terhadap pupuk terputus, produksi akan menurun, lahan menjadi tidak tergarap, dan kesejahteraan petani semakin tertinggal,” ujarnya.
Masyarakat setempat berharap pemerintah daerah segera mengevaluasi sistem distribusi, memastikan penyaluran tepat sasaran, tepat jumlah, dan tepat lokasi, termasuk ke pulau-pulau kecil seperti Saur Saebus.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari Dinas Pertanian Kabupaten Sumenep terkait keluhan warga Sapeken tersebut.