Kementerian Sosial Gelar Simulasi evakuasi Bencana di Kabupaten Pacitan

Foto: Mensos Tri Rismaharini didampingi Kepala BMKG dan Bupati Pacitan saat kegiataan simulasi evakuasi benca di Kabupaten Pacitab Jawa Timur

PACITAN, detikkota.com– Kementerian Sosial (Kemensos RI), menggelar simulasi evakuasi masyarakat saat terjadi bencana alam di Kabupaten Pacitan Jawa Timur, Sabtu 11 September 2021

Simulasi bencana di Kabupaten Pacitan ini tidak terlepas dari hasil penelitian, kajian dan pemodelan BMKG, yang menyatakan bahwa daerah tersebut, dan wilayah selatan Jawa Timur menyimpan potensi bencana gempa bumi yang cukup besar.

Banner

Selain Pacitan terdapat Kabupaten Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Malang Selatan, Lumajang, dan Banyuwangi, yang masuk kedalam daerah rawan bencana.

Kegiatan yang dipimpin langsung oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini, disimulasikan pada hari Sabtu, 11 September 2021 jam 10.00 WIB terjadi gempa bumi dengan magnitudo 8,7, epicenter 300 km Tenggara Pacitan dan kedalaman 19 km. Gempa bumi menimbulkan tsunami yang berdampak pada seluruh pesisir Jawa Timur termasuk wilayah Pacitan dengan ketinggian gelombang tsunami 25-28 m dari muka air laut di tepi pantai.

Waktu kedatangan gelombang tsunami 26 menit setelah goncangan gempa bumi. Diperlukan waktu maksimal 5 menit untuk penyebarluasan peringatan dini, sehingga _golden time_ (waktu tersisa untuk evakuasi) 22 menit. Gelombang tsunami masuk maksimal 6 km ke Kota Pacitan, mencapai beberapa tempat strategis dan vital. Ketinggian air bervariasi mulai dari 22 m di wilayah pantai/pesisir, 11-17 m di
wilayah bantaran sungai, 6-11 m di wilayah tengah (termasuk Alun-Alun), dan 10-12 m di Bantaran Sungai Grindulu

Menurut Mensos Risma, waktu evakuasi cukup sempit hanya sekitar 20 menit sebelum tsunami datang mengancam jiwa masyarakat. Maka menurutnya, dibutuhkan kesiap siagaan yang optimal untuk meminimalisir terjadinya banyak korban.

Kendati hingga kini belum ditemukan alat yang dapat memprediksi secara tepat kapan bencana terjadi, namun Mensos menekankan, perlu upaya serius, terencana dan terorganisasi untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah menghadapi kemungkinan terjadi bencana.

“Simulasi dilakukan di Pacitan karena memang di sini diperhitungkan paling tinggi dampak dari bencana. Mudah-mudahan tidak terjadi. Tapi kalau memang terjadi diharapkan dampaknya bisa diminimalkan,” kata Mensos dalam paparannya di Dermaga Tamperan, Pacitan (11/09)

Untuk itu mantan Wali Kota Surabaya ini, meminta organisasi di bawah naungan Kemensos, seperti Tagana, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) untuk memastikan lebih detil jalur evakuasi, termasuk di tengah kota yang padat penduduk.

“Pastikan kalian membuat simulasi lebih detil kemana masyarakat harus menyelamatkan diri. Perhitungkan yang mengungsi adalah lanjut usia dengan waktu hanya sekitar 20 menit,” kata Mensos.

Selain itu, Risma juga berpesan kepada Pemerintah Daerah dan seluruh stack holder yang ada untuk memperhatikan serius penyelamatan terhadap kelompok rentan, termasuk lanjut usia dan menyiapkan jalur evakuasi dan titik kumpul warga masyarakat.

“Kasih titik di mana saja mereka tinggal. Ini akan memudahkan langkah evakuasi,” pesannya

Pada kegiatan simulasi tersebut, juga disepakati ada 12 titik evakuasi warga yang nantinya akan menjadi informasi bagi Kemensos untuk mengirimkan bufferstoc

Selain itu, Mensos Risma juga menyampaikan, simulasi evakuasi masyarakat didalam menghadapi ancaman gempa bumi dan tsunami yang dilakukan pada hari ini, merupakan bentuk langkah nyata dan serius pemerintah didalam memitigasi bencana alama yang dapat menimbulkan korban jiwa.

“Saya juga sudah perintahkan jajaran untuk secara periodik dan terencana melakukan sosialisasi mitigasi bencana di kawasan yang rawan termasuk Pacitan,” kata Mensos.

Kedepan, sebagai bentuk keseriusan Kemensos akan membentuk Kawasan Siaga Bencana (KSB) di beberapa daerah di Selatan Jawa. Di Pacitan telah dibentuk lima KSB. Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana, KSB melakukan simulasi secara berkala dengan melibatkan kelompok rentan yakni perempuan, lanjut usia, penyandang disabilitas dan anak-anak.

“Pembentukan KSB di Kabupaten Pacitan dimaksudkan untuk melatih masyarakat melakukan evakuasi mandiri sebelum datang pertolongan ketika terjadi bencana” tandasnya

Untuk diketahui dalam kegiatan simulasi di Kabupaten Pacitan ini Mensos Risma didampingi langsung oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. Kegiatannya juga berjalan lancar meskipun sempat diguyur hujan. Terlihat Mensos bersama masyarakat mengikuti sangat antusias mengikuti setiap simulasi dengan berlari menuju bukit terdekat

Dalam kesempatan tersebut, Mensos bersama Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji menuju ke titik-titik evakuasi yang ditentukan. Mensos memimpin pertemuan kecil memverifikasi peta data dengan kondisi lapangan di pinggir sungai di kawasan Dusun Babakan, Desa Kembang. (TH)

title="banner"
Banner