SUMENEP, detikkota.com– Pemerintah terus menggenjot tercapainya target program vaksinasi nasional dengan tujuan terciptanya kekebalan imunitas, sehingga mampu menekan penyebaran dan paparan Covid-19
Kebijakan tersebut, tidak lantas berjalan mulus dalam tataran implementasinya. Sebab dikalangan publik menuai banyak sekali pro-kontra yang tersirkulasi lewat media pemberitaan, bahkan tidak sedikit yang berujung kisruh. Pemerintah lantas menjawab hal itu sebagai mis-informasi atau hoax dan langsung melakukan langkah sosialisasi secara masif lewat berbagai saluran yang tersedia
Pro-kontra penolakan program vaksinasi ini juga terjadi di tingkat daerah berujung kisruh. Di Kabupaten Sumenep Jawa Timur misalnya, sekira tiga minggu yang lalu tepatnya tanggal 26 Juli 2021 seorang emak-emak bernama Sri Agustina, warga Desa Pamolokan, Kecamatan Kota Sumenep tidak bisa menahan kekesalannya
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dan menumpahkan nya secara langsung didepan Wakil Bupati Sumenep Nyai Hj Dwi Khalifah. Saat itu orang nomer 2 di Kota Keris tersebut, sedang melakukan sidak penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST) di kantor pos cabang Sumenep. Di hadapan Wabub, Sri menyatakan menolak itu divaksin dengan alasan tidak sakit. Bahkan ia merelakan bantuan nya untuk tidak diterima ketimbang harus vaksin
“Saya tidak mau divaksin, sekalipun bantuannya harus ditunda. Jadi saya mau pulang saja. Ini keyakinan saya, tidak mau nyuruh, juga tidak mau melarang, yang jelas saya pribadi tidak mau divaksin,” kata Sri dengan nada kasar kepada Wabup Dewi Khalifah
Dilansir dari berbagi media, atas kejadian itu Wabub Nyai Hj Dwi Khalifah menyebut penolakan masyarakat untuk divaksin disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dan edukasi dengan pendekatan secara persuasif.
“Nanti harus diberikan pemahaman secara persuasif, karena masyarakat sudah terlalu percaya bahwa vaksin mengakibatkan meninggal,” terangnya dilokasi
Kisruh Ancaman Camat Catut Nama Bupati Sumenep
Beberapa waktu lalau, beredar vidio viral di media sosial Facebook dan Group WA, Camat Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur mengungkapkan kata-kata yang tidak patas diungkapkan di depan publik.
Dalam vidio berdurasi 30 detik itu, terlihat camat Batang-Batang, Kabupaten Sumenep yang bernama Joko Suwarno, pada saat memberikan sambutan dalam acara Rapat Koordinasi Kecamatan Batang-batang, dengan kata-kata bernada ancaman pada warga yang menolak divaksin.
Berikut cuplikan vidio tersebut yang disampaikan camat Batang-Batang, “Kalebunnya (Kepala Desa red), karena takok tak epele pole (takut tidak dipilih lagi- red) pada Pilkades tahun 2025 atau 2026, itukan masih lama, kalebun (kades) punya kartu AS,”
Bahkan dalam video tersebut, orang nomor satu di Kecamatan Batang-batang tersebut, mencatut nama Bupati Sumenep Achmad Fauzi dalam narasi ancamannya
“Kecok sapena mun oreng setak endek e vaksin dalam bahasa Madura yang artinya (curi sapinya bagi orang yang tidak mau di vaksin). Curi sapinya kata Bupati, bagi yang tidak mau divaksin,” katanya dalam vidio tersebut.
Ketika dikonfrimasi awak media Joko Suwarno mengakui orang dalam video tersebut adalah dirinya yang sedang memimpin rapat koordinasi terkait vaksinasi di Batang-Batang pada Jumat (13/8/2021) sekira pukul 13.00 WIB.
Menurutnya, video yang tersebar dan menghebohkan publik Sumenep hanya, merekam sebagian dari rangkaian rapat koordinasi yang berlangsung di Pendopo Kecamatan Batang-Batang.
Pihaknya berdalih, perkataan tersebut hanya sebagai bentuk guyonan kepada undangan yang hadir. Pihaknya membantah, bahwa perkataan tersebut bukan sebuah pernyataan.
“Itu hanya guyonan. Disamping saya ada Polsek dan Danramil Batang-batang, masak iya saya menyuruh pemdes mencuri sapi warga yang tidak mau divaksin,” dalihnya dikonfirmasi awak media.
Jawaban Bupati Sumenep
Kepada awak media Bupati Fauzi membantah pernah memerintahkan hal itu, seperti yang disampaikan Camat Batang-Batang dalam potongan video viral tersebut alias hoax. Menurutnya, dalam mensukseskan program vaksinasi tidak harus menggunakan cara-cara yang kurang bijak seperti yang disampaikan Camat Batang-batang dalam rapat kordinasi Forpimka di pendopo kecamatan setempat
“Saya pastikan, saya tidak pernah menyuruh hal tercela seperti itu demi menyukseskan program vaksinasi Covid-19. Vaksinasi memang penting, tapi untuk menyukseskannya tidak bisa dilakukan dengan cara tidak baik,” tegasnya kepada awak media, Senin, 16 Agustus 2021.
Selanjutnya, pihaknya akan terus berupaya agar program vaksinasi Covid-19 berjalan sesuai dengan target yang sudah dicanangkan oleh pemerintah. Tentu kata Pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan, harus dengan cara-cara yang dapat dibenarkan. Baik dari sisi etika sosial maupun hukum formal.
“Kami tidak mungkin menggunakan cara-cara yang dapat merugikan masyarakat untuk menyukseskan vaksinasi. Tujuan baik harus dicapai dengan cara yang baik pula,” jelasnya menegaskan.
Bupati Fauzi mengaku sudah memanggil dan menegur yang bersangkutan berkaitan dengan viralnya video Camat Batang-Batang yang menuai kontroversi tersebut.
“Secara birokrasi, biar Camat yang bersangkutan nanti dipanggil oleh BKD sama Inspektorat untuk ditindaklanjuti. Kalau perlu ada pembinaan kepada yang bersangkutan,” tandasnya
Warga Respon Dengan Demonstrasi
Video viralnya pernyataan camat Batang-batang tersebut berbuntut panjang. Bagaimana tidak, akibat adanya intruksi dalam video tersebut terlihat ada warga yang kehilangan sapi. Ironisnya, warga menduga hal tersebut disebabkan oleh adanya intruksi dari camat.
Warga beranggapan merasa dirugikan atas ucapan yang kurang bijak dari penyelenggara selevel Camat. Dengan itu, warga Batang-batang yang tergabung dalam aliansi Pemuda Peduli Sumenep (PPS), melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Kecamatan Batang-batang. Kamis (19/8/2021).
Aksi dari PPS digelar dengan membawa sebuah kertas dan bertuliskan 3 poin yakni, Camat meresahkan turunkan camat, camat wajib ganti sapi warga yang hilang, bupati jangan diam membisu.
Menurut Ketua PPS, Abdilah Zain sangat menyayangkan kejadian ini, harusnya pejabat publik ini mengayomi dan memberikan edukasi pada masyarakat pentingnya vaksinasi. Akan tetapi kali ini edukasinya salah, pihaknya telah mengancam masyarakat sekitar.
“Kemarin telah dikabarkan ada warga yang kehilangan sapinya, tentu hal ini sangat memperkuat gerakan kita bahwa atas instruksi kecamatan sebenarnya sudah dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab,”
Zain menambahkan, sehubungan dengan adanya sapi yang hilang, maka pihaknya akan memproses hukum dan meminta ganti sapi warga yang telah hilang. “Pada intinya kami minta tanggung jawab dari camat atas dasar perkataannya itu. Karena dalam perkataan tersebut itu menunjukkan sebuah perencaan, atas kehilangan salah satu sapi warga yang hilang,” ujarnya.
Sementara itu, menurut Sekretaris Camat, Ach Rusdi mengatakan dirinya tidak punya wewenang terkait hal tersebut. Pihaknya mengaku semuanya sudah dalam penanganan Bupati Sumenep. “Hal ini sudah kewenangan kabupaten, kami tidak punya kewenangan apapun,” jelasnya.
Mengingat sapi yang hilang, lanjut Rusdi, itu hanya sebatas kebetulan saja. Sebab, di Kecematan Batang-batang sudah sering sekali banyak yang kehilangan sapi. “Itu hanya kebetulan saja kok, mulai pasca Pilkada dan Pilkades itu memang sudah banyak warga yang kehilangan sapi,” jelasnya. (TH)