Komitmen Rawat Keberagaman PII Pasuruan & Cangkir Opini Gelar Inspiring Student: Perkuat Islam Wasatiyah

PASURUAN, detikkota.com – Pelajar Islam Indonesia (PII) Kabupaten Pasuruan melaksanakan kegiatan bertajuk “Inspiring Students” dengan tema “Risalah Moderasi Agama” di New Gazebo Restaurant, Bangil. Kegiatan ini mengundang Ketua Umum PW PII Jawa Timur Faza Fatiyurobbani, Eks Napiter Wildan dan Mudir Speam Pasuruan Dadang Prabowo.

Menurut cerita Wildan aktifnya dia di gerakan ekstrimisme Pada tahun 2010, maraknya perang di Suriah. 2010, 2011, 2015. Dari situ dirinya berkeinginan untuk menjadi relawan. Kemudian dia dikenalkan oleh temannya, kepada seorang ustad. 2013, wisuda dan dia berangkat ke suriah. Di suriah hamper 1 tahun.

Banner

“Hari pertama di suriah, saya sudah di kagetkan dengan bombardier Termbak-menembak. Setelah 2 minggu, saya dikirim ke latihan militer selama beberapa bulan. Di camp itu saya diajari dengan berbagai merek senjata, mulai dari AK4, M16, A1 dsb, serta diajari beberapa peledak,” Wildan menceritakan.

Setelah pelatihan selesai, dia di tugaskan sebagai tim evakuator yang bertugas untuk evaksuasi penduduk sipil yang terkena bombardir pesawat. Menyaksikan banyak korban yang berjatuhan. Menggendong anak kecil yang kepalanya hilang. “Saya pasukan bom mobil, tapi alhamdulillah tidak jadi, dan dipindah ke bagian lain,” lanjutnya bercerita.

Banyak peperangan yang telah ia lewati. Korban banyak berjatuhan. 2014 ia kembali ke Indonesia. Ketika kembali di Indonesia menjadi orang yang paling bersyukur, karena di Indonesia tidak ada peperangan, bombardier, dan menjadi negara yang relative aman.

Pada tahun 2016 dengan sangat terpaksa dari pihak densus 88 anti terror menyekolahkan dirinya ke LP Jombang, dengan vonis 5 tahun penjara dan menjalani 3 tahun 9 bulan.

“Dari semua pelajaran itu mungkin adik adik di vase pencarian jati diri, sering galau dan ingin ikut ikutan hits, masih cintanya sama teman. Hal tersebut adalah wajar, dalam usia kalian. Nah yang tidak wajar itu adalah teman yang mengajak ke arah pemberontakan dalam artian melakukan perlawanan dengan atas dasar jihad, dan disini adalah negeri yang aman,” ucapnya.

Ketika seseorang mengajak berjihad untuk membunuh orang lain. Hanya karena potongan-potongan ayat yang mungkin dia sendiri tidak paham. Yang disasar adalah orang yang seperti ini. Tugas kita untuk menjaga perdamaian adalah tugas yang sulit.

Dia juga menambahkan Indonesia memiliki tujuan strategis menjaga perdamaian. Karena sasaran terorisme bukan hanya orang-orang yang berpendidikan tinggi tapi juga orang setelah lulus, tapi juga anak usia 15 tahun yang sudah bisa membuat bom.

“Saya di tangkap oleh Densus 88 dan divonis 5 tahun penjara. Jadi pola teroris hari ini sudah masuk ke ranah setingkat SMP. Teman-teman berkewajiban untuk menjaga temannya agar tidak terpengaruh atau terjerumus ke hal-hal yang berbau terorisme,” paparnya.

Faza Ketua PW Pelajar Islam Indonesia juga menambahkan bahwa Islam wasatiyah adalah islam yang mengajarkan toleransi dan selalu menghargai orang lain. Sehingga perlu di dukung dengan berbagai agenda agar tidak membuat internal PII mudah terpengaruh dengan paham ekstremisme.

Faza juga menambahkan bahwa ketika berteman dan tujuannya baik, harus membangun hubungan itu tanpa memandang agama. “Jadi kita melihatnya dengan persamaannya, contoh: sama-sama anak Indonesia, kemudian apa yang bisa kita kolaborasikan,” katanya.

Para founding father itu sudah merumuskan dasar, yang biasa disebut dengan Pancasila. Kita harus memaknai 5 sila yang sudah ada, bukan hanya dihafalkan, tapi juga harus meresapi dan memaknai.

Ust. Dadang Prabowo memperkuat bahwa gerakan atau paham ekremisme itu mudah dilihat dari perilaku seseorang yang suka mengkafir-kafirkan orang lain. “Mereka juga menganggap bahwa nilai utama dari Islam adalah jihad yang dimaknai dengan peperangan sehingga tindakan mereka sangat dekat dengan kekerasan,” tutupnya. (Dio)

title="banner"
Banner